Thursday, 29 July 2010

Aku Adalah Koruptor



Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Kasus korupsi di Indonesia hampir selalu ada dalam topik berita kriminal di berbagai media masa Indonesia. Mulai dari media yang bersifat cetak, seperti Koran, majalah hingga ke piranti elektronik seperti radio, televisi bahkan di internet, tinggal ketikkan Korupsi di search engine akan ditemukan sangat banyak kasus korupsi yang telah terjadi.
Jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat dari generasi ke generasi bahkan sejak berdirinya bangsa dan negara ini, permasalahan korupsi sudah mewarnai kehidupannya dan hampir tidak mungkin dihilangkan. Korupsipun telah dipraktekkan oleh hampir semua lapisan masyarakat, apapun bentuknya, apapun sistem politiknya, dan siapapun pemerintahannya. Bahkan bisa dikatakan korupsi telah membudaya di Indonesia.


Kebudayaan korupsi di Indonesia membuat korupsi seolah sudah menjadi kebenaran umum. Entah disadari atau tidak, penulis melihat begitu banyak sekali pendidikan korupsi yang secara tersirat dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari. Mulai dari kalangan masyarakat kecil di pedesaan, pendidikan formal, bahkan sampai pada kalangan organisasi yang mengajarkanku untuk meneriakkan dengan lantang kata-kata “Tolak Korupsi”, namun kumengajarkan pada adik-adikku untuk korupsi. Dan berikut beberapa ceritaku
Di pesawahan daerahku pengairannya masih berasal dari sungai. Kebetulan lahan sawahku berada di bagian hulu, sehingga untuk pengairan di wilayah yang lebih hilir, akan melewati jalur air di dekat sawahku. Saat musim kemarau, untuk pengairan sawah dibagi berdasarkan hari. Setiap wilayah punya hari masing-masing untuk mengairi sawahnya. Namun kalau aku hanya mengandalkan giliran mendapatkan pengairan sawahku, bisa-bisa padiku mati duluan sebelum mendapatkan air sawah. Untuk menyelamatkan sawahku, maka aku diam-diam mengalirkan air ke sawahku, paling yang punya juga akan memaklumi ini.
Di pendidikan formal, khususnya di perguruan tinggi biasanya setiap tahun paling tidak ada satu program yang mendanai proyek-proyek mahasiswa. Disediakan sejumlah dana untuk mendanai proyek yang dibuat oleh mahasiswa. Saat aku membuat proyek, namun dana yang aku butuhkan kurang dari jumlah dana yang disediakan, maka aku akan memanipulasi estimasi anggaran, agar aku bisa mendapatkan dana sebanyak-banyaknya untuk menambah pemasukanku. Karena dana memang sudah disediakan dana sejumlah itu untuk memenuhiuntuk penelitianku.
Di dalam organisasi kampus, biasanya rencana anggaran selama satu tahun sudah ditetapkan di awal periode kepengurusan. Dan saat aku mendapati kegiatan yang pengeluarannya lebih kecil dari dana yang kurencaakan diawal periode, aku akan mengajarkan pada adik-adikku untuk menambahkan harga dari beberapa pengeluaran untuk kegiatan tersebut. Kalau atasan minta kwitansi, aku punya sekeranjang stempel toko, tinggal tuliskan harga yang dibutuhkan, setempel sendiri dan kwitansipun sudah kudapatkan. Sisa dananya dapat digunakan untuk menutupi kekurangan dana kegiatan yang lain.
Hinga suatu ketika aku melihat berita kerugian Negara akibat korupsi, secara serentak anggota badanku seolah ingin berkata, “Adili para pelaku tindak pidana korupsi dengan hukuman yang seberat-beratnya.” Dan hal itu memawa pikiranku untuk berfikir mengenai bagaimana cara menangani korupsi di Indonesia. Dan saat kulihat lebih mendalam mengenai korupsi, ternyata ada rantai system yang tersusun rapi yang seolah menjadi system kaderisasi yang luar biasa dari tindak korupsi. Pendidikan korupsi kini terorganisir secara rapi melalui system kebudayaan yang ada, yang menjadikannya sebagai kebenaran umum. Sehingga permasalahan korupsi menjadi permasalahan yang sangat rumit dan susah ditangani.
Karena pendidikan korupsi sudah menjadi rantai system yang rapi, maka cara untuk menghentikannya yakni dengan memutuskan rantai system itu. Jika memang ingin menjadi Indonesia yang baru, maka solusinya adalah dengan membunuh semua orang dewasa yang ada di negeri ini. Sehingga akan melahirkan peradaban baru yang terbebas dari rantai pendidikan korupsi.
Namun ternyata solusi itu tidak relevan dengan kondisi saat ini. Jika solusi itu diterapkan, ternyata akan timbul berbagai masalah yang lain, sehingga solusi tersebut kurang tepat untuk diterapkan. Sehingga kucoba untuk mencari alternatif yang lain, yakni pemutusan rantai system penddikan korupsi dengan cara yang lain.
Dan saat kucoba untuk memahami system pendidikan korupsi. Ternyata, aku sdah terjerumus dalam system didalamnya. Ternyata aku tak ada bedanya dengan koruptor-koruptor itu, hanya satu hal yang membedakanku dengannya, yakni kesempatan. Aku hanya punya kesempatan untuk korupsi di lingkup yang kecil, sehingga tak ada yang memberitakanku, sedangkan mereka punya kesempatan yang besar, sehigga memberikan kasus yang besar. Ternyata aku adalah koruptor. Tak ada gunanya selama ini aku menghujat para koruptor bila ternyta aku sediri koruptornya. Sehingga kutemukan solusi terbaik untuk menanggulangi korupsi, yakni dengan perbaikan diri dan dilanjutkan mengajak orang –oranng sekitar, khususnya pemuda-pemuda sekitar. Karena tak ada gunanya ketika koruptor yang sering kita hujat itu sadar, namun kita masih terus melakukannya. Karena paling yang berkuasa sekarang ini tak akan lama lagi berkuasa dan kelak kitalah penggantinya. Ketika pemuda Indonesia sudah baik, maka bisa dipastikan sepuluh sampai tiga puluh tahun lagi bisa dicapai Indonesia bebas korupsi.
Kesimpulan dan saran
Tindak korupsi sudah menjadi sistem yang rapi, menyusup dalam sistem kebudayaan dan telah diterima oleh kebenaran umum. Untuk menanggulanginya cara yang terbaik adalah dengan memutuskan rantai sistem tersebut. Dan saat yang paling tepat untuk pemutusan rantai ada pada generasi kita saat ini.
Dan Saran saya untuk mencapai itu:
1. Perbaikan mutu pendidikan serta pendidikan yang menyeluruh.
2. Peningkatan mutu sumber daya manusia
3. Membiasakan tidak mendasarkan perbuatan pada tindakan pendahulu kita.
4. Lebih sering introspeksi diri
5. Tidak menyamarkan hokum untuk membenarkan tindakan kita.

Selengkapnya...

Kriptografi atau analisis ya.........?????



Saat emnjalani rutinitas harian di kammpus, ternyata beberapa temen-temenku sudah mulai memikirkan mengenai Tugas Akhir Mahasiswa alias skripsi. Padahal aku sendiri belum sadar sudah sejauh mana kuliahku, aku masih belum merasakan sense of kuliah (walah bahasa planet mana tuh). Meski kondisi kuliahku masih belum mapan, naamun yah karena temen-temen ada yang berpikir masalah skripsi, ya iseng-iseng ikut pikir.


Setelah sesaat aku pikirkan, rasanya aku pingin ambil skripsi mengenai analisis saja, seperti membuat theorema, membuktikan suatu kebenaran dll. Karena aku rasa aku sering sekali mempunyai pemikiran yang berbeda dengan teman-teman, bahakan kadang dengan dosen.sehingga banyak kemungkinan akan muncul pemikiran-pemikiran baru yang dapat dituangkan dalam suatu theorema, yang kelak bisa digunakan untuk mempermudah suatu pengerjaan (tau malah menjadi perkerjaan orang yang kurang kerjaan (karena malah bikin susah tak tahu aplikasinya).

Dan ketika aku coba bandingkan antara kemampuan logis dan hafalan aku rasa logikaku lebih kuat dari pada hafalanku.namun ernyataan ini hanya berdasarkan asumsi belakan. Aku lebih suka sesuatu yang lebih terpula, jelas dari mana asalnya dan semuanya serba sistematis. Meskipun kalau dalam kenyataan aku tidak seperti itu, karena aku sering mngingkari hatiku hanya untuk kesenangan saat itu saja. Dari sini aku rasa semuanya sangat cocok untuk mata kuliah analisis.

semester ini aku baru ambil mata kuliah kriptografi. Dan tidak tahu kenapa seolah ada ketertarikan tersendiri, antara kesukaanku dengan sesuatu yang bisa dilogika dengan hoby dengan hal-hal yang berbau komputer menyatu membuatku tertarik padanya.

Dan pada saat kuliah terakhir, dosenku mengajarkan mengenai pengiriman kode rahasia dengan menginclude kan dalam suatu file. Secara kasat mata itu tak akan terlihat perbedaanya. Dan katanya itu merupakan topik yang menarik untuk skripsi. Kemari ada kakak angkatan yang skripsinya mengenai kriptografi, namun ada beberapa kekurangan, kelak topik tsb bisa disempurnakan untuk Skripsi juga. Seolah jlan semakin terbuka luas untuk skripsi mengenai kriptografi

Di pertengahan kuliah dituntukkan dua judul filem yang berhubungan dengan kriptografi. Mercury rising dan beautiful mind. Akupun langsung searching di internet untuk mendapatkan filem tersebut. Setelah sekitar 3 hari download, aku menikmati filem berbahasa inggris yang tak ada terjemahannya ini. Meski tak paham apa yang dikatakannya, namun paling tidak ada gamabaran alurnya.

Dan setelah selesai, kedua filem itu aku mendapatkan pandangan yang berbeda, dari tokoh utamanya keduanya merupakan orang yang aneh, tapi tak apa menjadi orang yang dianggap sebagai orang yang aneh, namun yang membuatku ingin berubah pikiran, yakni dalam filem itu digambarkan ahli kriptografi itu hidupnya tak tenang. Karena menyangkut keamanan negara.

Sekarang pikiranku dalam percabangan, analisis yang masih belum punya topik yang jelas, atau yang sbenarnya juga topik yang sama namun lebih khusus yakni kriptografi yang sudah ada gambaran topik, namun.....

Untuk yang membaca tulisan ini saya mohon bantuannya untuk memberi pertimbangan.

Selengkapnya...

Masa kecil dulu



Masih terukir dalam ingatanku, saat kumemijakkan kaki di bangunan tua itu, yang langit-langitnya sudah mulai roboh. Di kelas satu B tepatnya, saat itu diadakan pemilihan pengurus kelas. Dan betapa senagnnya diriku, ketika aku ternyata masuk dalam satu nominasi pengurus kelas. Dan proses pemilihanpun dilangsungkan. Dan ternyata aku termasuk dalam salah satu pengurus kelas.


Lalu setelah itu wali kelasku Ibu Endang Werdiningsih (kalau tidak salah, kalau lengkap denga titlenya tentunya lupa saya) menjelaskan kepada kami, orang-orang terpilih dikelas kami (sok yes) tentang tugas-tugas dari pengurus kelas. Dan aku masih ingat betul apa yang ditugaskan kepadaku. Saat itu ibu guru menjelaskan, kalau temen-temen dikelas nanti ramai, maka temenku yang bertugas mengingatkan, namun jika masih rame, maka aku yang ditugasi untuk memukul (menghukum). Mendengar itu semakin senang sekali diriku karena bisa semena-mena memukuli teman-temanku hahahaha.

Dan aku tidak ingat betul kapan waktu kejadian ini, apakah terjadi dihari yang sama atau tidak. Namun kejadian ini telah memberiku kesan seumur hidupku. Karena saat itu memberikanku nama yang aku benci, karena aku gak seneng dengan panggilan itu, namun disisi lain ternyata nama itulah yang membuatku akrab dengan semua orang satu sekolah.
Karena saat itu masih awal-awal masuk sekolah, maka kita masih memakai seragam Sekolah Dasar. Padahal, celana SDku sudah kekecilan dan karena aku dulu semasa kecil suka maen prosotan, akhirnya celanaku bagian belakang bolong-bolong. Karena waktu itu tinggal sebenatar aku di SD, maka orang tuaku tidak membelikan aku celana. Namun semua itu tak jadi masalah, karena bapakku punya mesin jahit, maka celanaku langsung dijahit sendiri oleh bapakku, tak apalah jadinya seperti apa, karena itu hanya untuk sementara.

Saat santai dikelas, tepatnya pas bapak ibu guru tidak ada di kelas, kami semua bercanda bersama di kelas, dan saat bercanda kebetulan ada yang lihat jahitan di celanaku bagian belakang, aku masih ingat betul orangnya, meski aku gak yakin dia masih ingat saat mengatakan itu atau tidak. Lalu dia bilang gimana kalau aku dijuluki dengan nama "KOTAK" saja?, Kenapa-kenapa seraya temen-temen yang lain bertanya. Lalu dijawabnya, karena celanaku jahitannya kota-kotak.

Pantas saja dia bilang begitu, karena memang saat itu celana SDku yang berwarna merah hati yang bersih (hati yang bersih akan bersinar, jadinya merah cerah hehehe) lalu dijahit pakai benang seadanya, dan kebetulan saat bapakku menjahit celanaku, benangnya yang ada warna hita. Jadi kelihatan betul bentuk kotak-kotak jahitan di celanaku bagian belakang.

Dan saat pelajaran udah usai, aku dan orang-orang kampungku pulang bersama-sama. Dan biasa dijalan kita sering sambil bersenda gurau, bercanda dan bercerita mengenai kejadian di sekolah yang notabene masih awal-awal masuk. Begitu banyak sekali cerita menarik dari temen-temen tentang pengalamannya di sekolah yang baru.

Dan aku beerniat pamer kepada temen-temenku, aku bilang kepada temen-temen bahwa aku jadi pengurus kelas. Namun ternyata temen-temen tidak kagum. Lalu aku kuatkan lagi aku yang ditugasi memukuli temen-temen kalau temen-temen di kelasku ada yang ramai. Dan merekapun tetep tak simpatik dengan ceritaku. Lalu ada yang nyeletup emange kamu jadi apa sih, lalu denganharapan temen-temen semua bisa kagum dengan bangganya aku menjawab aku jadi "PEMBANTU UMUM". Dan tibaknya apa yang terjadi, temen-temen malah bilang halah cuman pembantu umum aja belagu.

Dan yang menurutku unik, yakni saat sudah hari-hari biasa, biasanya anak-anak putri cenderung males untuk ke kantin, maklumlah kantin kami kecil dan muridnya banyak, jadi kalau waktu istirahat itu, wah nggak muat tu kantin. lalu anak-anak putri sering menyuruhku untuk membelikan gorengan kekantin, dan hatiku bertanya kok aku ya yang disuruh. Lalu sambil bercanda aku tanya temen-temen kok nyuruh aku? Meski terkesan mengada ada jawabannya, mereka menjawab, karena aku jadi "PEMBANTU UMUM". wkwkwk

Namun aku melakukan semua itu dengan senang hati dan tidak ada rasa beban sedikitpun. Padahal itu semua bukan karena aku suka dengan orang yang menyuruhku. Apakah aku orang yang masih polos, melakukan semua itu dengan ikhlas tanpa pamrih??? Enggak juga, ataukah aku orang yang menjalankan ingin menjalankan tugas-tugasku sebagai seorang PEMBANTU UMUM??? Juga bukan. Atau aku saat itu masih kelihatan jadi anak yang baek. uh kagak juga tuh. Alasannya kenapa aku bisa melakukan semua dengan senang hati yakni karena mereka juga kasih bagian aku setiap kali membeli makanan. Coba bayangkan, dulu uang sakuku csehari itu kalau tidak salah 250 rupiah. Saat itu aku masih ingat, karena disuruh-suruh temen-temenku untuk beli-beli gorenganitu pernah samapai mendapat bagian lebih dari seribu rupiah. Siapa yang tidak senang hayooo.

Sebenernya masih banyak cerita-cerita yang lain seperti saat ulang tahun temenku aku bawakan tepung ternyata ketahuan guruku, aku malah disuruh bersihkan kelas sendirian, saat disuruh mengajari mengerjakan soal matematika dan habis itu aku minta uang kepada temenku itu (padahal perempuan kok gak tahu malu ya aku hehehe). Dan masih banyak lagi...

Kawan.... Aku rindu saat saat itu, kapan kita bertemu kembali sob???

Maap kalau ceritanya agak di dramatisir


Selengkapnya...

Monday, 26 July 2010

Mengapa Kita Harus Aksi



Itulah pertanyaan yang selalu muncul di benakku saat ini. Ya, mengapa kita harus aksi!!! Dulu aku sempat melihat dan mendengar suara kebanggaan dan wajah yang girang sembari bercerita dengan rekannya karena dia bisa tampil di televisi saat ikut aksi.

Dan mungkin hal itu pula yang membuatku bersemangat untuk berpartisipasi. Karena memang aku orang desa, kalau bisa masuk TV itu hal yg luar biasa. Sehingga aku selalu ingin terlihat ketika ada aksi.

Namun, motivasi itu surut ketika aku pulang dan ternyata ketika tampil di TV saat aksi yg muncul bukan kebanggaan, namun celaan dari masyarakat sekitar, katanya, "Mahasiswa kurang kerjaan." Namun pernyataan itu malah membuatku ingin thu mkna aksi yg ssng

Dan smangatku kmbali bangkit ketika tahu bahwa aksi itu adalah salah satu wujud pembelaan hak rakyat. Dan aku ingin selalu berusaha untuk menjadi bagian dari mereka. Meski apapun kata orang dirumah aku tak peduli. Mreka blang bgitu pasti krn tak tahu

Sampai suatu ketika saat aksi dijakarta. Ya mungkin itu aksi terbesar yg pernah aku ikuti. Dan aku sangat terpukul ketika kumencoba mendengarkan dgn baik isi orasi yg disampaikan.
Mengapa serasa tak ada beda mahasiswa dgn brandal. Kata yg terucap bkan kata-kata yang keluar dari kalangan intelektual. Kata-kata yang keluar tak ada bedanya dengan kata-kata brandalan.Dan ternyata yang dilakukan tak jauh beda. Tawuran dengan aparat kepolisian menjadi hal yangpaling membanggakan.

Akupun mencoba bertanya dan bertanya "Mengapa bisa seperti ini? Dan Mengapa selalu saja seperti ini?" Kucoba bertanya di forum maupun secara langsung, nanun ketìka diforum hatiku belum menerima jawabannya. Ketika kutanya personal selalu saja dialihkan.

Sehingga mungkin sekarang sudah tercapai titik jenuhku untuk bertanya. Dan ini mungkin catatan pengetahuanku tentang aksi. Tak ada kebencian, tak ada emosi. Yang punya pendapat mohon komentar disini.

Selengkapnya...

Travian, Salah satu pembodohan terhadap waktu



Mungkin beberapa temen-temen sudah tahu apa itu travian bukan??? Mungkin beberapa dari temen-temen sudah paham lah apa yang dimaksud dengan travian, atau mungkin bahkan nasibnya seperti saya sebagai aktivis travian. Dan bagi yang belum tahu, travian adalah salah satu game online, yang midelnya hampir sama dengan age of empire yang intinya kita membangun desa, mencari sumberdaya, membuat pasukan dan menyerang atau diserang. Menghancurkan atau dihancuran. namun travian merupakan RTG( Real time game), itu yang membuat travian begitu menghabiskan waktu.


Memang sudah sangat profesional si pembuat game ini dalam meracuni pikiran. Dia memulai dengan yang sangat ringan, dengan waktu pengelolaan yang relatif singkat, bahkan sangat singkat, sehingga seolah tak masalah dengan mengikuti game itu tak akan menggangu aktivitas yang lain. Namun seiring dengan kenaikan level dari bangunan maka pembuatan akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Seolah si pembuat paham betul karakter manusia. Dia mulai dari yang sangat kecil lalu berangsur-angsur menuju yang besar. Sehingga tanpa sadar sang pemain akan dihabiskan waktunya disini.

Dengan salah satu featurenya yang bisa merampok desa lain, membuat pemain tak berkutik apa-apa untuk meninggalkannya. Ketika populasi sudah mulai naik dan desa sudah menjadi cukup bagus, pemain harus mengawasi desa terus agar tidak ada yang merampok desanya. Sehingga itu memunculkan jargon baru untuk pemain travian, menyaingi para ikhwan yang punya jargon Hatiku teroaut dimasjid, kalau untuk pemain travian Hatiku terpaut di travian. Sehingga setiap saat dimanapun, kapanpun yang dibicarakan traviaannnn mulu, yang difikirkan traviannn mulu, takut kalau dirampok lah, takut kalau diserang balik lah takut kalau bla bla bla dst. Karena memang munkin pemain terlanjur sayang dengan desanya.

Sehingga kini tak kusadari berapa banyak waktu yang aku luangkan hanya untuk Travian. Berapa banyak waktu yang aku gunakan hanya untuk travian, berapa banyak aktivitasku yang terganggu hanya karena travian. Dan kesimpulanya adalah travian merupakan salah satu pembodohan terhadap waktu

Namun kenapa aku masih tak kuasa untuk meninggalkannya ya???

Selengkapnya...

Allah selalu memberikan rizki untuk Hamba-hambanya



Subhanallah. Ternyata Allah sayang kita..... Ternyata Allah Cinta Umatnya..... ya lagu itu sering aku dengarkan beberapa waktu lalu dari salah satu grup nasyid yang kebetulan aku lupa apa nama nasyidnya (akukan pelupa). Namun tak ada yang spesial dari suara alunan nasyid itu menurutku.
Namun kemarin aku mendapatkan pengalaman yang luar biasa berharga. Benar, sungguh luar biasa. Begini ceritanya.


Aku disini digambarkan sebagai orang yang memiliki kemampuan manajemen yang sangat buruk. Aku bukan tipe orag yang pandai memanajemen waktu, pikiran, bahkan keuanganpun aku asal-asalan memanajemennya.

Karena selalu asal-asalan memanajemen keuangan. Akhirnya uangku habis, tinggal ada uang receh-rech SHU dari usaha kecikecilanku dan itupun tak pernah aku bawa dan kemarin pegang uang 20.000 kebetulan pas lagi keluar mau cari makan dititipi temen untuk sekalian belikan sabunseharga 8.500. padahal itum asih aku pakai makan sehingga mulai kemarin posisi gak pegang uang sama sekali.

Namun, meski ga pegang uang, ternyata perut gak mau kompromi, rasa lapar tetep menghampiri. Saat pagi, siang , sore rasa lapar masih bisa ditepis dengan kebersamaan dengan teman-teman. Canda, tawa, dan semua dalam kebersamaan melupakanku akan tuntutan perutku.

Namun ketika hari beranjak malam, akhirnya semua tak terelakkan. Tak ada lagi yang bisa dilakukan selain pasrah dan memandangi galon yang berisi air setengah penuh. Dengan harapan air galon bisa mengisi perutku ketika mulai protes. Dan aku berusaha untuk melupakan tuntutan perutku terus memandangi wajah 14 " nya, yang biasanya selalu menemaniku disekian banyak waktuku.

Meski keadaan seperti itu, namun aku harus survive salama satu bulan itu tekadku. Karena sebentar lag puasa sudah tiba, maka bukan barang tidak mungkin untuk tetep bisa bertahan selama satu bulan tanpa pegang uangpun. Karena biasanya banyak masjid yangmenyediakan buka bersama (Subhanallah sum'ah).

Lamunanku terpecah saat ada satu pesan masuk di fesbuku. ada yang tanya-tanya padaku, yah biasa nada-nada basa basi. Lagi dimana dengan siapa sedang berbuat apa (yolanda). Dan subhanallah sekali, ternyata dia mau ngajak makan dan yang bayarin dia. Alhamdulillah. Dan keesokan siangnya, tiba-tiba ada juga yang ngajakin aku makan juga. Alhamdulillah.

Dan yang paling tidak aku sangka-sangka sebelumnya, yang memang sangat luar biasa sekali yang sangat subhanallah sekali, adalah tiba-tiba tak tahu apa alasannya ada sesorang yang memberiku uang sebanyak 50.000. Tak terpikir aku punya sebanyak itu, bahkan aku punya uang 3.000 aja aku sudah senang, yang penting ada untuk sehari itu lah ga masalah makan sehari sekali 3000 aja cukup untuk makan di warung biasa. Yah mungkin itu jatah yang diberikanNya untuk satu bulan kedepan.

Dan kini baru kusadari, lagu yang didepan, memiliki makna yang luar biasa. Twernyata Allah sayang kita.... Ternyata Allah cinta umatnya...... Bahkan orang yang tidak peduli dengan nasibnya sendiri saja masih diberi rizki yang cukup menjalani hidupnya.

NB: cerita ini diambil dari kisah nyata, namun dengan banyak dramatisir, namun dengan inti yang insya allah hampir sama. Anda boleh untuk tidak percaya cerita ini, namun anda harus percaya bahwa Allah sayang kita dan Allah cinta umatnNya.


Selengkapnya...

Friday, 9 July 2010

sekilas tentang pacaran

Bismillah
Lucu sekali saat aku meliat tetanggaku yang masih anak-anak, kemudian tak baca status-statusnya difacebook itu halah-hala pokoknya aku sampai kalah. Masa anak-anak masih sekelas SMP, SMA statusnya itu " Kapan aq bz menemukan cinta sejati aq", "Aku milikmu seutuhnya", "Aku kan mencintaimu selamanya","Kita akan seidup semati". Yah dan masih banyak lagi sebenernya kata-kata yang membuat aku geli. Kalau aku yang baca pasti terus tak komeni "Wah mesthi bar kegombalan boyo terus klepeg-kelepeg koyok lele bar diubeg", "Kakeyan nonton sinetron Indonesia kowe mesthi"(Tapi gak selalu gitu ding pokoke intine sekitar itu).

Belum lagi cerita-cerita yang aku dengar mengenai apa yang pernah dilakukan saat dia pacaran. Saat status di KaTePenya sudah berubah (namun bukan berubah menjadi menikah, tetapi berpacaran) Seperti sala satu gombal diatas dia seolah telah menjadi milik pacarnya yang seutuhnya sudah tak peduli apapun yang dilakukan. Bahkan kadang akuendengar cerita mengenai yang dilakukan saat pacaran itu sudah jauh masuk pada hal-hal yang seharusnya hanya diperole oleh suami atau istrinya saja.

Dan mala yang lebi unik lagi bagi yang suda pinter ilmu agama, terkadang juga terjebak dalam hal yang sama, cuman banyak yang tak menyadarinya. Karena sudah pinter ilmu agama akhirnya saat ada kasus yang serupa, ada yang tanya, "Akh antum kok sepertinya sering memperhatikan ukhti fulanah ya..." Karena sudah pinter agama dijawabnya dengan mudah, "Saya sedang Nadhor" Wah yen aku sing tekok mesthi terus mbatin "Nador kok terus-terusan, gek mben dino sisan". Dan yang biasanya aku sering gak suka itu akir-akir ini sering sekali aku denger nasyid dengan lirik-lirik yang bermakna ganda. Saat aku protes mesti jawabannya "Ahh semua itu tergantung niatnya kan akh..", padahal aku sangat menyayangkan ada beberapa orang yang terjebak dengan kata-kata bermakna ganda tersebut menjadi makna yang bisa berbahaya.

Namun Alamdulillah sampai saat ini Allah masih memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa terbebas dari dunia pacaran dsb, Semoga tetep istiqomah. dann mungkin inilah beberapa alasanku mengapa aku memilih untuk tidak pacaran.

Alasan pertama dan yang utama, adalah raasia sih sebenere. Tapi gak apa-apalah, karena semoga tidak ada yang tau identitas saya (heehe). Hal yang membuat aku terindar dari pacaran adalah hal yang sebenernya dulu aku benci sebenernya, Aku tidak PD dengan penampilanku, aku cenderung asal-asalan, sehingga aku tak habis pikir untuk pacaran. Paling-paling kalau aku pengen pacaran juga gak bakalan ada yang mau denganku. Ditambah aku berasal dari keluarga pas-pasan, nanti kalau aku pacaran dan pacarku ngajak makan-makan terus aku gak punya uang gimana ya.... Yah hal yang konyol, namun Alhamdulillah malah itu yang menyelamatkanku.

Setelah itu aku mencoba mencari pembenaran mengenai hal yang kulakukan. Kebetulan yah aku sithik-sitik mudhenga agama lah. Akhirnya aku punya kata-kata yang lumayan bagus untuk membela diri, "Laa Taqrobu Zina". Dulu kata itu aku pahami hanya untuk zina dalam ukuran besar saja, namun dari kakak-kakakku menjelaskan bahwasanya zina itu ada bermacam-macam bukan hanya yang itu saja, melainkan ada juga zina mata, dan ada beberapa lagi sebenere tapi aku lali. Nah, saat orang berpacaran itu akan memupuk semua jalan untuk berzina. Meskipun masih jauh dari zina yang farj, namun biasanya akan mulai menghalalkan cabang-cabang zina kecil-kecil yang lain. Mungkin awalnya mereka punya batasan yang jelas mengenai SOP pacarannya, namun biasanya setan secara pelan-pelan menggerogoti iman, sehingga pelakunya tidak akan merasa.

Dan saat aku di kosan, aku mendengar cerita oang yang sealiran dengaku, cuman bedanya jaringannya dengan akhwat-akhwat lebih kuat. Dulu dia berkenalan dengan seorang perempuan dimana.. gitu aku lupa pokoknya. Terus saat ngobrol pertama dipancing-oancing pembicaraanya akhirnya muncul pertanyaan, "Dik kowe wes nduwe pacar?" dan ternyata jawabannya sudah. Dan akhirnya pembicaraanpun dilanjutkan sampai cerita-ceritanya bahwa perempuan tersebut seembunyi-sembunyi dari orang tuanya saat pacaran, dan hal-hal yang dilakukannya dengan pacarnya. Dan ternyata pada klimaksnya apa yang dikatakan temenku tadi..... Putuskan saja pacarmu itu (namun bukan diteruskan dengan mendhing karo aku wae) Opo kurang kasih sayang dari orang tuamu itu. Mereka yang membesarkanmu dari kecil, masa kamu tega membohonginya hanya demi pacarmu sing halah lagi kapan kowe kenal (dan bla bla bla bla panjang lebar tinggi) Akirnya saat ketemu lagi dia bercerita bahwa diaa sudah memtuskan pacarnya. Jadi intinya point kedua ini masih ada kasih sayang orang tua yang jauh lebih besar tercurahkan kepada kita , apakah itua akan dikalahkan dengan kasih sayang pacar sing mblegedes.

Dan dulu aku juga sempet denger temenku juga habis baca buku gitu rodok kemaki jane aku yo ra seneng pas krungu. Dalam difup itu ada dua pilihan yang pertama menikai orang yang kita cintai yang kedua mencintai orang yang kita nikahi. kalau yang pertama itu hanya kemungkinan, sedangkan yang kedua itu adalah kewajiban. Dulu saat ada temenku yang bikin status dan aku komeni "Halah mesthi kowe bar digombali cowok terus klepegklepeg" malah ngajak chating, katanya dia pengen mencari calon pasangan hidupnya untuk menikah, Saat ini dicari sifat-sifat dari orang yang dia suka untuk selanjutnya biar bisa dipahami. Inti pembicaraan kita seperti itu. Cuman aku gak enak arep ngomong langsung soale mesthi lagi drop bar kegombalan, akhire yo gur tak batin tok "Emange kowe wes yakin kuwi jodhomu". Kenapa orang-orang zaman sekarang itu mala suka menyibukkan diri dengan hal-hal yang belum pasti. Padahal ada kewajiban yang menanti. Kalau menurutku gak pentinglah memikirkan siapa calon kita, namun yang lebih penting adalah memikirkan bagaimana cara kita menerima kekurangan pasangan kita kelak.

O iya ini kata-kata yang sering diplesetkan menjadi tidak baik, Katanya "Karena cinta itu memang fitrah manusia","Cinta itu bla bla bla". biasanya dikemas dalam bahasa yang seislami mungkin sehingga sering sekali itu menjebak temen-temen muslimku. Orang-orang yang lumayan pinter agamapun terkadang juga bisa terjebak oleh kata-kata semacam itu. Memang untuk semua orang normal akan merasakan yang namanya cinta, sama halnya dengan buah mangga itu akan terasa nikmat kalau dimakan saat suda masak, begitu pula dengan cinta akan terasa indah jika sudah saatnya. Dan saat ini yang harus kita lakukan adalah menjaga cinta ini untuk kelak dinikmati pada saatnya.

Jujur saya sendiri juga sering ada ketertarikan dengan lawan jenis, saya tidak tahu yang saya lakukan itu benar atau tidak. Mohon koreksi kalau salah. Saya biasanya kalau sedang tertarik kepada seorang wanita bisany saya tidak tahu tiba-tiba aku mendapatkan informasi mengenai dirinya (sebenere juga mencari, namun karena cinta jadi gak terasa). Dari situ aku akan menemukan mengapa aku mencintainya, lalu aku pilih hal-hal yang kau rasa baik. Dan dari situ akhirnya aku belajar bagaimana agar aku bisa menjadi seperti "Dia" Karena Alla telah menjanjikan bahwa orang yang baik akan mendapatkan orang yang baik pula dan orang yang.... (aku gak apal isinie). Pokoknya kalau aku mencerna kata-kata tersebut, pasangan yang pantas untukmu ya orang yang sepertimu pula. Sehingga aku gunakan itu untuk memotivasi diri agar bisa menjadi orang yang mempunya sifat-sifat seperti yang aku inginkan. Kalau toh dia tidak menjadi pasanganku yang penting aku mendapatkan orang yang aku harapkan. Dan kalau perasaan itu masih bisa menjadi motiwasi yah sesekali aku akan menemuinya untuk belajar lebih dalam lagi mengenai kelebihannya, kalau nafsu mulai menguasai diriku aku pili menjauhinya saja. Mohon koreksinya.

Dan saat aku melamunkan pasca pernikahan, terbayang olehku, gimana ya jika tiba-tiba pasanganku berkata kepadaku,"Mas, sebenernya dulu aku pernah di .....kan oleh pacarku kie mas", Atau bahkan yang mungkin yang lebih, "Mas pacarku dulu lebih romantis dari kamu". Atau apa saja lah yang intinya dulu suda pernah melakukan ubungan-hubungan yang lebih dangan pacarnya. Aku bayangkan betapa hancur hatiku mendengar cerita engakau bersamanya saat itu pastu ku harus mencoba tuk tabah menghadapinya. Coba bayangkan akan seperti apakah diri kita nanti mendengar cerita itu. padahal tidak mungkin kan ketika kita mau nika lalu bertanya "Apakah kamu pernah pacaran? Apakah kamu sering bersentuhan dengan pacarmu? Apakah kamu pernah mencium orang lain?" Tidak mungkin kan kata-kata itu ditanyakan. Hal yang menurutku terbaik untuk dilakukan adalah daru tafsiran ayat di alinea sebelum ini, semoga juga berlaku. Aku tak tau enta nanti seperti apa pasanganku, yang jelas suda ditentukan Allah. Namun aku berharap aku bisa menjadi yang pertama untuknya, belum ada orang lain sebelumku. Maka akupun juga berupaya menjaga diri dan mempersembakan yang terbaik untuk calon pasanganku dengan begitu aku berarap mendapatkan yang serupa darinya. Dan mengenai hasilnya bagaimana.... Allah yang berhak menentukannya.




Selengkapnya...