Beberapa waktu yang lalu, aku aku tuliskan mengenai pandangan hidup menurutku. Ya benar seperti orang yang bermain arung jeram. Jadi ada kalanya kita harus mengikuti arus dan ada kalanya kita harus melawan arus untuk mencapai tujuan yang kita harapkan. Seperti itulah secara umum pemaknaanku terhadap kehidupan. Dan untuk lebih jelasnya bisa dibaca dipostinganku yang sebelumnya.
Begini sebenarnya cerita selengkapnya mengenai pandanganku terhadap makna kehidupan. Dulu aku berpendapat bahwa hidup itu seperti air yang mengalir. Jadi kita tinggal ikuti saja ketentuan-ketentuan yang telah Allah siapkan untuk kita. Jadi aku tinggal nurut aja kemana tubuh ini akan membawaku pergi.
Kenapa kita harus bersusah payah, hidup ini sudah ada yang mengatur, semua tentang kehidupan kita ini sudah digariskan oleh Allah Yang Maha Kuasa, mulai kita menuju dunia sampai kita meninggalkan dunia yang fana ini. Jadi kenapa kita harus bersusah-susah. Dan lingkunganpun sudah mendukung untuk melakukan kebaikan. Jadi pokoknya aku tinggal mengikuti arus kehidupan dan kemana langkah kaki ini membawaku mengarungi kehidupan.
Ketika pertama kali aku pijakkan kakiku di kampus, sepertinya taka da bedanya antara di rumah dan dikampus. Semuanya terasa sama dan sama tak ada perbedaan sama sekali. Dari temen-temen, dari organisasi dan semuanya tak jauh berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, tiba-tiba ada yang aneh dengan diriku. Aku merasa ada sesuatu yang menyimpang dalam diriku. Aku yang dulu mulai TK sampai SMA minimal gelar siswa berprestasi selalu mebesarkan hatiku, kini nama itu sudah sirna entah kemana. Dan yang membuatku lebih takut adalah rasanya semakin hari semakin berat saja untuk beribadah. Bahkan kadang sholatpun mulai terasa berat.
Jika aku hanya mengikuti arus kehidupan saja, jika aku hanya mengikuti kemana kaki ini membawaku. Maka cepat atau lambat, entah aku sadari ataupun tidak suatu saat aku akan terjatuh. Dari situ aku baru sadar ternyata air sungai itu tak selamanya mendatar, ada akalanya berarus, ada kalanya tenang dan ada kalanya aliran itu melewati air terjun. Sehingga kalau aku hanya mengikuti kemana arus air membawaku, maka aku akan terjatuh di suatu air terjun.
Sehingga muncul pemikiran baru dalam diriku. Berarti hidup ini tak bisa hanya mengikuti arus air saja, hidup ini harus kita arahkan, bukan kita mengikuti arus yang ada, kita harus megarahkannya sendiri. Memang kadang kita bisa ndengan tenang mengikuti arus yang ada, namun tak selamanya rus itu akan membawa kita pada tujuan kita. Jadi ada kalanya kita harus menentang arus dan ada kalanya kita dapat mengikuti arus yang ada. Jadi ketika arus itu mulai membawamu pada arah yang menjauh dari tujuanmu, maka kamu harus berjuang dengan keras untuk melawan arus itu.
Semenjak itu aku punya pandangan baru, bahwa kehidupan itu adalah seperti orang yang bermain arung jeram. Jadi ada kalanya kita untuk mengikuti arus yang ada dan ada kalanya kita itu harus melawan arus yang ada demimenuju tujuan kita. Dan pandangan itu tertanam kuat dalam benakku dan ketika mendapatkan permasalahan dalam kehidupan itu seringmenjadi analogiku.
Namun ketika aku menggambarkan kehidupan dengan orang yangbermain arung jaeram, ternyata masih ada yang kurang lagi. Orang yang bermain arung jeram masih kesusahan untuk menentukan arah mana yang akan diikuti, karena kita masih belum tahu medan yang seperti apa yang bakalan kita lewati. Sehingga rasanya masih kurang kalau aku hanya menganalogikan kehidupan ini seperti orang yang bermain arung jeram.
Pemikiran itu muncul karena beberapa kali diskusi yang aku lakukan dengan beberapa saudara-saudaraku yang lebih tua dan saudara sebaya. Dan kemarin waktu liqo', aku ditanya oleh murabbiku, apakah ada sebagian dari kita yang pernah mendatangi seminar enterpreunership??? Dan biasanya bagaimana isi seminar itu??? karena belum ada yang pernah mengikuti, akhirny dijelaskan langsung oleh murabbiku. Bahwa biasanya dalam acara-acara seminar seperti itu bahwa orang-orang yang sukses itu biasanya menentukan tujuannya, menentukan goal settingnya, baru setelah itu menentukan tahap-tahap yang harus dilalui. Dan kemarin waktu liqo' kebetulan materinya juga berhubungan tentang perencanaan. Dan dari situ aku mendapatkan pelajaran bahwa hidup ini harus terarah dan punya tujuan yang jelas dan terencana.
Dan akhirnya aku temukan pandangan hidup yang baru. Menurutku hidup ini adalah seperti orang yang memanah burung yang sedang terbang. Mengapa???
Burung yang sedang terbang sudah barang pasti kalau tidak akan berhenti di tempatnya saja. Meskipun terkadang ada burung yang terbang ditempat. Dan dilangit biasanya tak hanya ada satu burung saja. Burung yang terbang menggambarkan segala sesuatu yang kita inginkan, menggambarkan tujuan-tujuan kita. Meski kadang ada burung yang berhenti di tempat namun biasanya burung kalau terbang itu tak hany adiam di tempat. Jadi meskipun terkadang sesuatu yang kita inginkan dapat kita capai dengan cara yang sama dengan orang di sekitar kita, namun tujuan kita akan mengalami dinamisasi, sehingga kalau dulu untuk mencapai tujuan kita bisa menggunakan cara A, maka disaat yang lain belum tentu bisa digunakan cara yang sama. Burung yang banyak dilangit menggambarkan bahwa keinginan kita tak hanya satu dan kita harus fokus untuk memilih yang mana yang akan kita ambil dan mana yang bakalan kita korbankan. Jadi dari situ menggambarkan bahwa harus ada tujuan yang jelas.
Dan ketika berbicara memanah butung yang sedang terbang, tentunya terbayang betapa susahnya utnuk melakukan itu. Lawong pakai senapan saja belum tentu bisa apa lagi harus pakai panah. Jadi diperlukan kemampuan yang luar biasa untuk bisa melakukannya dan tentuny ajuga memerlukan planning, latihan dan .... tentuny abanyak sekali yang harus kita persiapkan untuk bisa melakukan itu. Untuk menggapai tujuan itu juga membutuhkan perjuangan yang sangat keras pula. Dan butuh perencanaan untuk menggapainya.
Jadi kesimpulannya, bahwa manusia itu memiliki banyak sekali keinginan-keinginan yang ingin dicapai. Maka dari itu kita harus fokus, menentukan yang mana yang akan kita tuju, yang mana yang akan kita ambil, dan yangmana yang akan kita korbankan. Setelah punya target yang jelas, maka kita harus bisa memperkirakan, menggambarkan bagaimana keadaan saat kita melepaskan anak panah kita pada tujuan kita. Sehingga apa yang kita inginkan bisamenjadi kenyataan.
Begini sebenarnya cerita selengkapnya mengenai pandanganku terhadap makna kehidupan. Dulu aku berpendapat bahwa hidup itu seperti air yang mengalir. Jadi kita tinggal ikuti saja ketentuan-ketentuan yang telah Allah siapkan untuk kita. Jadi aku tinggal nurut aja kemana tubuh ini akan membawaku pergi.
Kenapa kita harus bersusah payah, hidup ini sudah ada yang mengatur, semua tentang kehidupan kita ini sudah digariskan oleh Allah Yang Maha Kuasa, mulai kita menuju dunia sampai kita meninggalkan dunia yang fana ini. Jadi kenapa kita harus bersusah-susah. Dan lingkunganpun sudah mendukung untuk melakukan kebaikan. Jadi pokoknya aku tinggal mengikuti arus kehidupan dan kemana langkah kaki ini membawaku mengarungi kehidupan.
Ketika pertama kali aku pijakkan kakiku di kampus, sepertinya taka da bedanya antara di rumah dan dikampus. Semuanya terasa sama dan sama tak ada perbedaan sama sekali. Dari temen-temen, dari organisasi dan semuanya tak jauh berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, tiba-tiba ada yang aneh dengan diriku. Aku merasa ada sesuatu yang menyimpang dalam diriku. Aku yang dulu mulai TK sampai SMA minimal gelar siswa berprestasi selalu mebesarkan hatiku, kini nama itu sudah sirna entah kemana. Dan yang membuatku lebih takut adalah rasanya semakin hari semakin berat saja untuk beribadah. Bahkan kadang sholatpun mulai terasa berat.
Jika aku hanya mengikuti arus kehidupan saja, jika aku hanya mengikuti kemana kaki ini membawaku. Maka cepat atau lambat, entah aku sadari ataupun tidak suatu saat aku akan terjatuh. Dari situ aku baru sadar ternyata air sungai itu tak selamanya mendatar, ada akalanya berarus, ada kalanya tenang dan ada kalanya aliran itu melewati air terjun. Sehingga kalau aku hanya mengikuti kemana arus air membawaku, maka aku akan terjatuh di suatu air terjun.
Sehingga muncul pemikiran baru dalam diriku. Berarti hidup ini tak bisa hanya mengikuti arus air saja, hidup ini harus kita arahkan, bukan kita mengikuti arus yang ada, kita harus megarahkannya sendiri. Memang kadang kita bisa ndengan tenang mengikuti arus yang ada, namun tak selamanya rus itu akan membawa kita pada tujuan kita. Jadi ada kalanya kita harus menentang arus dan ada kalanya kita dapat mengikuti arus yang ada. Jadi ketika arus itu mulai membawamu pada arah yang menjauh dari tujuanmu, maka kamu harus berjuang dengan keras untuk melawan arus itu.
Semenjak itu aku punya pandangan baru, bahwa kehidupan itu adalah seperti orang yang bermain arung jeram. Jadi ada kalanya kita untuk mengikuti arus yang ada dan ada kalanya kita itu harus melawan arus yang ada demimenuju tujuan kita. Dan pandangan itu tertanam kuat dalam benakku dan ketika mendapatkan permasalahan dalam kehidupan itu seringmenjadi analogiku.
Namun ketika aku menggambarkan kehidupan dengan orang yangbermain arung jaeram, ternyata masih ada yang kurang lagi. Orang yang bermain arung jeram masih kesusahan untuk menentukan arah mana yang akan diikuti, karena kita masih belum tahu medan yang seperti apa yang bakalan kita lewati. Sehingga rasanya masih kurang kalau aku hanya menganalogikan kehidupan ini seperti orang yang bermain arung jeram.
Pemikiran itu muncul karena beberapa kali diskusi yang aku lakukan dengan beberapa saudara-saudaraku yang lebih tua dan saudara sebaya. Dan kemarin waktu liqo', aku ditanya oleh murabbiku, apakah ada sebagian dari kita yang pernah mendatangi seminar enterpreunership??? Dan biasanya bagaimana isi seminar itu??? karena belum ada yang pernah mengikuti, akhirny dijelaskan langsung oleh murabbiku. Bahwa biasanya dalam acara-acara seminar seperti itu bahwa orang-orang yang sukses itu biasanya menentukan tujuannya, menentukan goal settingnya, baru setelah itu menentukan tahap-tahap yang harus dilalui. Dan kemarin waktu liqo' kebetulan materinya juga berhubungan tentang perencanaan. Dan dari situ aku mendapatkan pelajaran bahwa hidup ini harus terarah dan punya tujuan yang jelas dan terencana.
Dan akhirnya aku temukan pandangan hidup yang baru. Menurutku hidup ini adalah seperti orang yang memanah burung yang sedang terbang. Mengapa???
Burung yang sedang terbang sudah barang pasti kalau tidak akan berhenti di tempatnya saja. Meskipun terkadang ada burung yang terbang ditempat. Dan dilangit biasanya tak hanya ada satu burung saja. Burung yang terbang menggambarkan segala sesuatu yang kita inginkan, menggambarkan tujuan-tujuan kita. Meski kadang ada burung yang berhenti di tempat namun biasanya burung kalau terbang itu tak hany adiam di tempat. Jadi meskipun terkadang sesuatu yang kita inginkan dapat kita capai dengan cara yang sama dengan orang di sekitar kita, namun tujuan kita akan mengalami dinamisasi, sehingga kalau dulu untuk mencapai tujuan kita bisa menggunakan cara A, maka disaat yang lain belum tentu bisa digunakan cara yang sama. Burung yang banyak dilangit menggambarkan bahwa keinginan kita tak hanya satu dan kita harus fokus untuk memilih yang mana yang akan kita ambil dan mana yang bakalan kita korbankan. Jadi dari situ menggambarkan bahwa harus ada tujuan yang jelas.
Dan ketika berbicara memanah butung yang sedang terbang, tentunya terbayang betapa susahnya utnuk melakukan itu. Lawong pakai senapan saja belum tentu bisa apa lagi harus pakai panah. Jadi diperlukan kemampuan yang luar biasa untuk bisa melakukannya dan tentuny ajuga memerlukan planning, latihan dan .... tentuny abanyak sekali yang harus kita persiapkan untuk bisa melakukan itu. Untuk menggapai tujuan itu juga membutuhkan perjuangan yang sangat keras pula. Dan butuh perencanaan untuk menggapainya.
Jadi kesimpulannya, bahwa manusia itu memiliki banyak sekali keinginan-keinginan yang ingin dicapai. Maka dari itu kita harus fokus, menentukan yang mana yang akan kita tuju, yang mana yang akan kita ambil, dan yangmana yang akan kita korbankan. Setelah punya target yang jelas, maka kita harus bisa memperkirakan, menggambarkan bagaimana keadaan saat kita melepaskan anak panah kita pada tujuan kita. Sehingga apa yang kita inginkan bisamenjadi kenyataan.
0 comments:
Post a Comment