Tak terasa begitu jauh waktu meninggalkanku. Seandainya kutahu dimana letak poros waktu, aku akan mendatanginya untuk memutarnya kembali ke masa laluku. Aku ingin belajar lebih, lebih, dan lebih banyak belajar lagi.
Yah mungkin hanya kata-kata itulah yang bisa keluar dari mulut bauku ini, yang hanya bisa meminta belas kasihan orang lain. Mulut yang hanya bisa melampiaskan penyesalan pikiran yang tanpa ada usaha untuk menyelesaikannya.
Ketika aku bercermin pada kehidupanku, tiada yang aku lihat selain kehidupan yang serba acak-acakan, tanpa arah. Meski jika menurut pandangan orang lain begitu banyak kesuksesan yang pernah aku dapati, namun semua itu ternyata hanya semu. Tak ada peranku yang melahirkan kesuksesan itu. Kalau dulu mungkin aku terlihat berprestasi, namun ternyta tak sedikitpun peranku ada disana. Orang-orang melihatku sukses dibangku sekolah, namun kini baru terpikirkan olehku, aku terlalu terhanyut dalam pujian yang tak seharusnya kudapatkan.
Kehidupanku kian tak berarah, aku melakukan sesuatu hanya berpangkal pada keinginanku saat itu juga. Yah benar dulu aku berpendapat bahwa hidup itu seperti air yang mengalir, kita ikuti saja kemana arus membawa kita pergi. Tak peduli kemana arus akan membawa kita, entah pada tujuan kita ataukah menjauh dari harapan. Yang jelas pokoknya suatu saat aku pasti akan tiba di laut. Yah mungkin seperti itu pula diriku, pokoknya mengalir saja mengikuti arus kehidupan, hingga tib asuatu saat waktunya untuk mati. Jadi sebenernya itu sama saja dengan orang yang tak berprinsip. Dikatakan air mengalir hanya biar seolah-olah saj aaku punya prinsip, namun faktanya... Aku tak punya pegangan hidup, karena meski aku bilang punya prinsip air mengalir, namun airku tak berarah. Jadi sama aja alias sami mawon.
Padahal dulu semasa aku masih kecil, aku sempat mendapatkan nasehat dari seseorang, dalam moment yang cukup sakral pada waktu itu, beliau memberikan wejangan padaku "Kamu itu harus punya Prinsip." Padahal dulu aku juga menjawab iya pak, namun sampai sekarang, aku masih tak menggubrisnya.
Hingga suatu saat aku terfikir (terfikir lho bukan berfikir, artinya tidak sengaja hehehe) teringat masalah itu, dan aku tersadar bahwa prinsip yang aku anut ini tak akan mengantarkanku pada tujuanku. Sehingga aku mencoba mencari cari bagaimana yaa... caranya agar aku bisa sukses??? Lalu aku coba lihat-lihat sekitar, browsing-browsing pikiran, dan ternyata aku mendapatkan gambaran baru untuk menjalani hidup. Yakni seperti orang yang memanah, yakni kita harus memiliki sasaran yang jelas, dan kemampuan memanah yang bagus, baru kita bisa untuk melepaskan anak panah kita. Dan setelah anak panah dilepaskan, kita juga lihat apakah panah kita mengenai target yang kita bidik. Jadi dalam hidup kita itu harus menentukan tujuan kita, dan kita harus arahkan langkah kita ke tujuan kita. Dan pada klimaksnya kita harus melaksanakan segala rencana kita. Dan pada akhirnya kita harus mengecek apakah usaha kita sudah mencapai tujuan.
Dan suara slogan himounan mahasiswa jurusanku yang kadang mengganggu telingaku, ternyata kalau dipikir-pikir memiliki makna yang bagus, juga. Dan mungkin kata-kata ini sudah tak asing lagi di telinga teman-temn yang sejurusan denganku. Yakni, "Think-Plan-Action". Agak berbeda denagan jargon periode-periode sebelumnya, pimpinan HMJku mampu menanamkan jargon ini kepada pengurus-pengurusnya. Sehingga semua pengurus turut memiliki jargon itu dan tak jarng terucap oleh mereka.
Dan ketika aku tak tahu kesurupan setan mana, tiba-tiba aku tertarik untuk mendalami jargon itu. Ternyta sungguh luar biasa maknanya Think itu artinya pikirkan, plan itu artinya rencanakan, dan action itu artinya Laksanakan (mungkin kalau tidak salah). Jadi pertama kalai ketika kita ingin melakukan sesuatu, adalah pikirkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang kita inginkan. Setelah kita punya gambaran apa yang akan kita lakukan, kita rencanakan bagaimana caranya. Setelah kita punya rencana yang matang pada puncaknya adalah Laksanakan.
Namun ketika aku coba compare dengan pandanganku sebelumnya, ternyata ada satu bagian yang kurang. dalam jargon HMJku itu semuanya berakhir di pelaksanaan. Tentunya temen-temen sudah tahu kan apa yang kurang di sini??? Yak benar disini tidak dicantumkanevaluasi. Jadi aku mencoba sedikit memodifikasinya. dan setelah aku fkir-fikir kembali, mungkin Think dan Plan Bisa dirangkum menjadi satu, karena aku rasa memikirkan itu sudah include dalam merencanakan. Dan akhirnya jadi deh
PLAN _ ACTION _ EVALUATION
yah itu mungkin yang akan menjadi mottoku kali ini.
Dan untuk tindakan rielnya, seperti saran yang diberikan oleh mas fika, aku harus mencatat hal-hal yang telah aku lakukan selama sehari ini (tentunya hal-hal penting saja) sebagai evaluasiku untuk sehari ini. Dan aku harus menuliskan apa yang harus aku lakukan besok sebagai rencanaku untuk hari esok.
Semua itu memang butuh komitmen yang kuat. Jangan berputus asa ketika rencana yang kau siapkan gagal. Paling tidak kita sudah berhasil merencanakan hari esok. Dan untuk bisa atau tidak, semua itu kembali pada komitmen kita.
Semangat!!!!
Yah mungkin hanya kata-kata itulah yang bisa keluar dari mulut bauku ini, yang hanya bisa meminta belas kasihan orang lain. Mulut yang hanya bisa melampiaskan penyesalan pikiran yang tanpa ada usaha untuk menyelesaikannya.
Ketika aku bercermin pada kehidupanku, tiada yang aku lihat selain kehidupan yang serba acak-acakan, tanpa arah. Meski jika menurut pandangan orang lain begitu banyak kesuksesan yang pernah aku dapati, namun semua itu ternyata hanya semu. Tak ada peranku yang melahirkan kesuksesan itu. Kalau dulu mungkin aku terlihat berprestasi, namun ternyta tak sedikitpun peranku ada disana. Orang-orang melihatku sukses dibangku sekolah, namun kini baru terpikirkan olehku, aku terlalu terhanyut dalam pujian yang tak seharusnya kudapatkan.
Kehidupanku kian tak berarah, aku melakukan sesuatu hanya berpangkal pada keinginanku saat itu juga. Yah benar dulu aku berpendapat bahwa hidup itu seperti air yang mengalir, kita ikuti saja kemana arus membawa kita pergi. Tak peduli kemana arus akan membawa kita, entah pada tujuan kita ataukah menjauh dari harapan. Yang jelas pokoknya suatu saat aku pasti akan tiba di laut. Yah mungkin seperti itu pula diriku, pokoknya mengalir saja mengikuti arus kehidupan, hingga tib asuatu saat waktunya untuk mati. Jadi sebenernya itu sama saja dengan orang yang tak berprinsip. Dikatakan air mengalir hanya biar seolah-olah saj aaku punya prinsip, namun faktanya... Aku tak punya pegangan hidup, karena meski aku bilang punya prinsip air mengalir, namun airku tak berarah. Jadi sama aja alias sami mawon.
Padahal dulu semasa aku masih kecil, aku sempat mendapatkan nasehat dari seseorang, dalam moment yang cukup sakral pada waktu itu, beliau memberikan wejangan padaku "Kamu itu harus punya Prinsip." Padahal dulu aku juga menjawab iya pak, namun sampai sekarang, aku masih tak menggubrisnya.
Hingga suatu saat aku terfikir (terfikir lho bukan berfikir, artinya tidak sengaja hehehe) teringat masalah itu, dan aku tersadar bahwa prinsip yang aku anut ini tak akan mengantarkanku pada tujuanku. Sehingga aku mencoba mencari cari bagaimana yaa... caranya agar aku bisa sukses??? Lalu aku coba lihat-lihat sekitar, browsing-browsing pikiran, dan ternyata aku mendapatkan gambaran baru untuk menjalani hidup. Yakni seperti orang yang memanah, yakni kita harus memiliki sasaran yang jelas, dan kemampuan memanah yang bagus, baru kita bisa untuk melepaskan anak panah kita. Dan setelah anak panah dilepaskan, kita juga lihat apakah panah kita mengenai target yang kita bidik. Jadi dalam hidup kita itu harus menentukan tujuan kita, dan kita harus arahkan langkah kita ke tujuan kita. Dan pada klimaksnya kita harus melaksanakan segala rencana kita. Dan pada akhirnya kita harus mengecek apakah usaha kita sudah mencapai tujuan.
Dan suara slogan himounan mahasiswa jurusanku yang kadang mengganggu telingaku, ternyata kalau dipikir-pikir memiliki makna yang bagus, juga. Dan mungkin kata-kata ini sudah tak asing lagi di telinga teman-temn yang sejurusan denganku. Yakni, "Think-Plan-Action". Agak berbeda denagan jargon periode-periode sebelumnya, pimpinan HMJku mampu menanamkan jargon ini kepada pengurus-pengurusnya. Sehingga semua pengurus turut memiliki jargon itu dan tak jarng terucap oleh mereka.
Dan ketika aku tak tahu kesurupan setan mana, tiba-tiba aku tertarik untuk mendalami jargon itu. Ternyta sungguh luar biasa maknanya Think itu artinya pikirkan, plan itu artinya rencanakan, dan action itu artinya Laksanakan (mungkin kalau tidak salah). Jadi pertama kalai ketika kita ingin melakukan sesuatu, adalah pikirkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang kita inginkan. Setelah kita punya gambaran apa yang akan kita lakukan, kita rencanakan bagaimana caranya. Setelah kita punya rencana yang matang pada puncaknya adalah Laksanakan.
Namun ketika aku coba compare dengan pandanganku sebelumnya, ternyata ada satu bagian yang kurang. dalam jargon HMJku itu semuanya berakhir di pelaksanaan. Tentunya temen-temen sudah tahu kan apa yang kurang di sini??? Yak benar disini tidak dicantumkanevaluasi. Jadi aku mencoba sedikit memodifikasinya. dan setelah aku fkir-fikir kembali, mungkin Think dan Plan Bisa dirangkum menjadi satu, karena aku rasa memikirkan itu sudah include dalam merencanakan. Dan akhirnya jadi deh
PLAN _ ACTION _ EVALUATION
yah itu mungkin yang akan menjadi mottoku kali ini.
Dan untuk tindakan rielnya, seperti saran yang diberikan oleh mas fika, aku harus mencatat hal-hal yang telah aku lakukan selama sehari ini (tentunya hal-hal penting saja) sebagai evaluasiku untuk sehari ini. Dan aku harus menuliskan apa yang harus aku lakukan besok sebagai rencanaku untuk hari esok.
Semua itu memang butuh komitmen yang kuat. Jangan berputus asa ketika rencana yang kau siapkan gagal. Paling tidak kita sudah berhasil merencanakan hari esok. Dan untuk bisa atau tidak, semua itu kembali pada komitmen kita.
Semangat!!!!
0 comments:
Post a Comment