Monday, 26 July 2010

Allah selalu memberikan rizki untuk Hamba-hambanya



Subhanallah. Ternyata Allah sayang kita..... Ternyata Allah Cinta Umatnya..... ya lagu itu sering aku dengarkan beberapa waktu lalu dari salah satu grup nasyid yang kebetulan aku lupa apa nama nasyidnya (akukan pelupa). Namun tak ada yang spesial dari suara alunan nasyid itu menurutku.
Namun kemarin aku mendapatkan pengalaman yang luar biasa berharga. Benar, sungguh luar biasa. Begini ceritanya.


Aku disini digambarkan sebagai orang yang memiliki kemampuan manajemen yang sangat buruk. Aku bukan tipe orag yang pandai memanajemen waktu, pikiran, bahkan keuanganpun aku asal-asalan memanajemennya.

Karena selalu asal-asalan memanajemen keuangan. Akhirnya uangku habis, tinggal ada uang receh-rech SHU dari usaha kecikecilanku dan itupun tak pernah aku bawa dan kemarin pegang uang 20.000 kebetulan pas lagi keluar mau cari makan dititipi temen untuk sekalian belikan sabunseharga 8.500. padahal itum asih aku pakai makan sehingga mulai kemarin posisi gak pegang uang sama sekali.

Namun, meski ga pegang uang, ternyata perut gak mau kompromi, rasa lapar tetep menghampiri. Saat pagi, siang , sore rasa lapar masih bisa ditepis dengan kebersamaan dengan teman-teman. Canda, tawa, dan semua dalam kebersamaan melupakanku akan tuntutan perutku.

Namun ketika hari beranjak malam, akhirnya semua tak terelakkan. Tak ada lagi yang bisa dilakukan selain pasrah dan memandangi galon yang berisi air setengah penuh. Dengan harapan air galon bisa mengisi perutku ketika mulai protes. Dan aku berusaha untuk melupakan tuntutan perutku terus memandangi wajah 14 " nya, yang biasanya selalu menemaniku disekian banyak waktuku.

Meski keadaan seperti itu, namun aku harus survive salama satu bulan itu tekadku. Karena sebentar lag puasa sudah tiba, maka bukan barang tidak mungkin untuk tetep bisa bertahan selama satu bulan tanpa pegang uangpun. Karena biasanya banyak masjid yangmenyediakan buka bersama (Subhanallah sum'ah).

Lamunanku terpecah saat ada satu pesan masuk di fesbuku. ada yang tanya-tanya padaku, yah biasa nada-nada basa basi. Lagi dimana dengan siapa sedang berbuat apa (yolanda). Dan subhanallah sekali, ternyata dia mau ngajak makan dan yang bayarin dia. Alhamdulillah. Dan keesokan siangnya, tiba-tiba ada juga yang ngajakin aku makan juga. Alhamdulillah.

Dan yang paling tidak aku sangka-sangka sebelumnya, yang memang sangat luar biasa sekali yang sangat subhanallah sekali, adalah tiba-tiba tak tahu apa alasannya ada sesorang yang memberiku uang sebanyak 50.000. Tak terpikir aku punya sebanyak itu, bahkan aku punya uang 3.000 aja aku sudah senang, yang penting ada untuk sehari itu lah ga masalah makan sehari sekali 3000 aja cukup untuk makan di warung biasa. Yah mungkin itu jatah yang diberikanNya untuk satu bulan kedepan.

Dan kini baru kusadari, lagu yang didepan, memiliki makna yang luar biasa. Twernyata Allah sayang kita.... Ternyata Allah cinta umatnya...... Bahkan orang yang tidak peduli dengan nasibnya sendiri saja masih diberi rizki yang cukup menjalani hidupnya.

NB: cerita ini diambil dari kisah nyata, namun dengan banyak dramatisir, namun dengan inti yang insya allah hampir sama. Anda boleh untuk tidak percaya cerita ini, namun anda harus percaya bahwa Allah sayang kita dan Allah cinta umatnNya.


Selengkapnya...

Friday, 9 July 2010

sekilas tentang pacaran

Bismillah
Lucu sekali saat aku meliat tetanggaku yang masih anak-anak, kemudian tak baca status-statusnya difacebook itu halah-hala pokoknya aku sampai kalah. Masa anak-anak masih sekelas SMP, SMA statusnya itu " Kapan aq bz menemukan cinta sejati aq", "Aku milikmu seutuhnya", "Aku kan mencintaimu selamanya","Kita akan seidup semati". Yah dan masih banyak lagi sebenernya kata-kata yang membuat aku geli. Kalau aku yang baca pasti terus tak komeni "Wah mesthi bar kegombalan boyo terus klepeg-kelepeg koyok lele bar diubeg", "Kakeyan nonton sinetron Indonesia kowe mesthi"(Tapi gak selalu gitu ding pokoke intine sekitar itu).

Belum lagi cerita-cerita yang aku dengar mengenai apa yang pernah dilakukan saat dia pacaran. Saat status di KaTePenya sudah berubah (namun bukan berubah menjadi menikah, tetapi berpacaran) Seperti sala satu gombal diatas dia seolah telah menjadi milik pacarnya yang seutuhnya sudah tak peduli apapun yang dilakukan. Bahkan kadang akuendengar cerita mengenai yang dilakukan saat pacaran itu sudah jauh masuk pada hal-hal yang seharusnya hanya diperole oleh suami atau istrinya saja.

Dan mala yang lebi unik lagi bagi yang suda pinter ilmu agama, terkadang juga terjebak dalam hal yang sama, cuman banyak yang tak menyadarinya. Karena sudah pinter ilmu agama akhirnya saat ada kasus yang serupa, ada yang tanya, "Akh antum kok sepertinya sering memperhatikan ukhti fulanah ya..." Karena sudah pinter agama dijawabnya dengan mudah, "Saya sedang Nadhor" Wah yen aku sing tekok mesthi terus mbatin "Nador kok terus-terusan, gek mben dino sisan". Dan yang biasanya aku sering gak suka itu akir-akir ini sering sekali aku denger nasyid dengan lirik-lirik yang bermakna ganda. Saat aku protes mesti jawabannya "Ahh semua itu tergantung niatnya kan akh..", padahal aku sangat menyayangkan ada beberapa orang yang terjebak dengan kata-kata bermakna ganda tersebut menjadi makna yang bisa berbahaya.

Namun Alamdulillah sampai saat ini Allah masih memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa terbebas dari dunia pacaran dsb, Semoga tetep istiqomah. dann mungkin inilah beberapa alasanku mengapa aku memilih untuk tidak pacaran.

Alasan pertama dan yang utama, adalah raasia sih sebenere. Tapi gak apa-apalah, karena semoga tidak ada yang tau identitas saya (heehe). Hal yang membuat aku terindar dari pacaran adalah hal yang sebenernya dulu aku benci sebenernya, Aku tidak PD dengan penampilanku, aku cenderung asal-asalan, sehingga aku tak habis pikir untuk pacaran. Paling-paling kalau aku pengen pacaran juga gak bakalan ada yang mau denganku. Ditambah aku berasal dari keluarga pas-pasan, nanti kalau aku pacaran dan pacarku ngajak makan-makan terus aku gak punya uang gimana ya.... Yah hal yang konyol, namun Alhamdulillah malah itu yang menyelamatkanku.

Setelah itu aku mencoba mencari pembenaran mengenai hal yang kulakukan. Kebetulan yah aku sithik-sitik mudhenga agama lah. Akhirnya aku punya kata-kata yang lumayan bagus untuk membela diri, "Laa Taqrobu Zina". Dulu kata itu aku pahami hanya untuk zina dalam ukuran besar saja, namun dari kakak-kakakku menjelaskan bahwasanya zina itu ada bermacam-macam bukan hanya yang itu saja, melainkan ada juga zina mata, dan ada beberapa lagi sebenere tapi aku lali. Nah, saat orang berpacaran itu akan memupuk semua jalan untuk berzina. Meskipun masih jauh dari zina yang farj, namun biasanya akan mulai menghalalkan cabang-cabang zina kecil-kecil yang lain. Mungkin awalnya mereka punya batasan yang jelas mengenai SOP pacarannya, namun biasanya setan secara pelan-pelan menggerogoti iman, sehingga pelakunya tidak akan merasa.

Dan saat aku di kosan, aku mendengar cerita oang yang sealiran dengaku, cuman bedanya jaringannya dengan akhwat-akhwat lebih kuat. Dulu dia berkenalan dengan seorang perempuan dimana.. gitu aku lupa pokoknya. Terus saat ngobrol pertama dipancing-oancing pembicaraanya akhirnya muncul pertanyaan, "Dik kowe wes nduwe pacar?" dan ternyata jawabannya sudah. Dan akhirnya pembicaraanpun dilanjutkan sampai cerita-ceritanya bahwa perempuan tersebut seembunyi-sembunyi dari orang tuanya saat pacaran, dan hal-hal yang dilakukannya dengan pacarnya. Dan ternyata pada klimaksnya apa yang dikatakan temenku tadi..... Putuskan saja pacarmu itu (namun bukan diteruskan dengan mendhing karo aku wae) Opo kurang kasih sayang dari orang tuamu itu. Mereka yang membesarkanmu dari kecil, masa kamu tega membohonginya hanya demi pacarmu sing halah lagi kapan kowe kenal (dan bla bla bla bla panjang lebar tinggi) Akirnya saat ketemu lagi dia bercerita bahwa diaa sudah memtuskan pacarnya. Jadi intinya point kedua ini masih ada kasih sayang orang tua yang jauh lebih besar tercurahkan kepada kita , apakah itua akan dikalahkan dengan kasih sayang pacar sing mblegedes.

Dan dulu aku juga sempet denger temenku juga habis baca buku gitu rodok kemaki jane aku yo ra seneng pas krungu. Dalam difup itu ada dua pilihan yang pertama menikai orang yang kita cintai yang kedua mencintai orang yang kita nikahi. kalau yang pertama itu hanya kemungkinan, sedangkan yang kedua itu adalah kewajiban. Dulu saat ada temenku yang bikin status dan aku komeni "Halah mesthi kowe bar digombali cowok terus klepegklepeg" malah ngajak chating, katanya dia pengen mencari calon pasangan hidupnya untuk menikah, Saat ini dicari sifat-sifat dari orang yang dia suka untuk selanjutnya biar bisa dipahami. Inti pembicaraan kita seperti itu. Cuman aku gak enak arep ngomong langsung soale mesthi lagi drop bar kegombalan, akhire yo gur tak batin tok "Emange kowe wes yakin kuwi jodhomu". Kenapa orang-orang zaman sekarang itu mala suka menyibukkan diri dengan hal-hal yang belum pasti. Padahal ada kewajiban yang menanti. Kalau menurutku gak pentinglah memikirkan siapa calon kita, namun yang lebih penting adalah memikirkan bagaimana cara kita menerima kekurangan pasangan kita kelak.

O iya ini kata-kata yang sering diplesetkan menjadi tidak baik, Katanya "Karena cinta itu memang fitrah manusia","Cinta itu bla bla bla". biasanya dikemas dalam bahasa yang seislami mungkin sehingga sering sekali itu menjebak temen-temen muslimku. Orang-orang yang lumayan pinter agamapun terkadang juga bisa terjebak oleh kata-kata semacam itu. Memang untuk semua orang normal akan merasakan yang namanya cinta, sama halnya dengan buah mangga itu akan terasa nikmat kalau dimakan saat suda masak, begitu pula dengan cinta akan terasa indah jika sudah saatnya. Dan saat ini yang harus kita lakukan adalah menjaga cinta ini untuk kelak dinikmati pada saatnya.

Jujur saya sendiri juga sering ada ketertarikan dengan lawan jenis, saya tidak tahu yang saya lakukan itu benar atau tidak. Mohon koreksi kalau salah. Saya biasanya kalau sedang tertarik kepada seorang wanita bisany saya tidak tahu tiba-tiba aku mendapatkan informasi mengenai dirinya (sebenere juga mencari, namun karena cinta jadi gak terasa). Dari situ aku akan menemukan mengapa aku mencintainya, lalu aku pilih hal-hal yang kau rasa baik. Dan dari situ akhirnya aku belajar bagaimana agar aku bisa menjadi seperti "Dia" Karena Alla telah menjanjikan bahwa orang yang baik akan mendapatkan orang yang baik pula dan orang yang.... (aku gak apal isinie). Pokoknya kalau aku mencerna kata-kata tersebut, pasangan yang pantas untukmu ya orang yang sepertimu pula. Sehingga aku gunakan itu untuk memotivasi diri agar bisa menjadi orang yang mempunya sifat-sifat seperti yang aku inginkan. Kalau toh dia tidak menjadi pasanganku yang penting aku mendapatkan orang yang aku harapkan. Dan kalau perasaan itu masih bisa menjadi motiwasi yah sesekali aku akan menemuinya untuk belajar lebih dalam lagi mengenai kelebihannya, kalau nafsu mulai menguasai diriku aku pili menjauhinya saja. Mohon koreksinya.

Dan saat aku melamunkan pasca pernikahan, terbayang olehku, gimana ya jika tiba-tiba pasanganku berkata kepadaku,"Mas, sebenernya dulu aku pernah di .....kan oleh pacarku kie mas", Atau bahkan yang mungkin yang lebih, "Mas pacarku dulu lebih romantis dari kamu". Atau apa saja lah yang intinya dulu suda pernah melakukan ubungan-hubungan yang lebih dangan pacarnya. Aku bayangkan betapa hancur hatiku mendengar cerita engakau bersamanya saat itu pastu ku harus mencoba tuk tabah menghadapinya. Coba bayangkan akan seperti apakah diri kita nanti mendengar cerita itu. padahal tidak mungkin kan ketika kita mau nika lalu bertanya "Apakah kamu pernah pacaran? Apakah kamu sering bersentuhan dengan pacarmu? Apakah kamu pernah mencium orang lain?" Tidak mungkin kan kata-kata itu ditanyakan. Hal yang menurutku terbaik untuk dilakukan adalah daru tafsiran ayat di alinea sebelum ini, semoga juga berlaku. Aku tak tau enta nanti seperti apa pasanganku, yang jelas suda ditentukan Allah. Namun aku berharap aku bisa menjadi yang pertama untuknya, belum ada orang lain sebelumku. Maka akupun juga berupaya menjaga diri dan mempersembakan yang terbaik untuk calon pasanganku dengan begitu aku berarap mendapatkan yang serupa darinya. Dan mengenai hasilnya bagaimana.... Allah yang berhak menentukannya.




Selengkapnya...

Friday, 19 June 2009

20 Tahun


Hari ini...
Hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun
Usiamu
Bahagialah kamu
Yang kuberi 
Bukan jam dinding
Bukan Seikat bunga
Atau puisi
Juga kalung hati


ya lirik lagu tersebut selalu terngiang di telingaku saat aku masih dibangku SMP dulu.


Iya benar semua itu sungguh tak terasa, tiba-tiba aku sudah genap lima tahun aku meninggalkan SMAku. Tak terasa aku sudah melewatkan usia belasan tahunku. Kini kepalaku sidah bertambah satu, sudah genap dua kepalaku kini.

Ketika aku melihat kedepan, aku masih belum tahu kemana tujuanku. Semua terlihat hampa, berjalan tanpa tujuan. Ketika aku melihat masa laluku, perlahan kesuksesan itu mulai menjauh darku. Dan ketika aku melihat keadaanku sekarang, yang terliha hanyalah kehidupan yang acak-acakan, tak berarah dan tak punya tujuan. Asal mengalirr begitu saja.

Tepat setahun yang lalu, aku mencoba menanamkan komitmen dalam diriku untuk lahir sebagai orang yang baru. Untuk menghadirkan perubahan yang besar dalam diriku. Untuk menata kembali kehidupanku. Namun ternyata sampai sekaragpun belum terlaksana. Karena aku adalah tipe orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Besok, nanti, bentar lagi, selalu ituuuu saja uang keluar dariku. Shingga besok+nanti+bentar lagi+ kalau sudah... = Satu tahun yang sia-sia. Itu salah satu evaluasi untukku.

Dan sekarang sudah tak jarang algi aku dengar "Pak selamt bergabung di kelompok 20+". Yah kata-kata itu seriiing banget aku denger dari temen temenku. yang memacu diriku untuk terus berusaha lebih dan lebih. yah tentunya untuk lebih baik lagi.

ya 20 tahun sudah usiaku, masa kanak-kanak sudah menjauh, bahkan sudah sangat jauh dariku. So... Aku harus bisa mengatur waktuku. Aku harus punya planning kedepan, untuk waktuku dan semua yang berhubungan denganku. Aku harus bisa mempertanggungjawabkan pilihanku. Memag sekarang pilihan jauh lebih banyak karena tak ada lagi orang tuaku yang dulu aku rasa membatasi diriku dalam memilih. Namun ternyata dibalik pilihan itu juga begitu banyak yang harus kita pertanggungjawabkan. Dan ketika diberi tugas aku harus amanah. Jangan pernah kau rusak citra yang sudah ada sekarng ya nak.

Semua ini mengingatkanku akan akan cerita kakak beradik dalam bukuku yang sebenernya kau beli dengan penuh perjuangan, karena aku beli dengan semua uang pasti yang aku miliki. Jadi semu auang yang sudah pasti ada ditanganku aku pakai untuk beli buku itu, 2 buku yang satu berjudul "Kamu Bukan Bintang" yang ada cerita ini dan yang satu " bersyukurlah dan bersebarlah". Yang akhirnya juga aku telantarkan. Kembali ke cerita kaka beradik yang menjelaskan apa makna umur yang sesungguhnya. jadi makna usia yang sesungguhnya, bukan dengan parameter berapa lama kita hidup di dunia, tapi dengan parameter manfaat apa yang sudah kita berikan untuk orang lain. Kettika aku melihat umurku dengan kacamata itu, ternyta masih sangat pendek sekali umurku saat ini. Meskipun jika dihitung aku aku berada di dunia ini sudah selama 20 tahun, namun aku tak tahu seberapa manfaat yang sudah aku berikan untuk diriku, keluargaku, teman-temanku dan orang lain. Rasanya masih sangat sedikit sekali.

Yah itu mungkin akan kulanjutkan dievaluasi akhir usia 19 tahunku. karena rasanya sekarng sudah mulai buntu pikiranku.

Selengkapnya...

Wednesday, 17 June 2009

Kamis 18 Juni 2009

Rencana jadwal kegiatanku hari esok

03.00 Bangun
03-03.30 Sholat malam
03.30-04.30 tidur lagi
04.30-05.00 Sholat shubuh
05.00-0600 Olah Raga
06.00-08.00 mandi + Kegiatan Bebas
08.00-11.45 Mengerjakan tugas Geometri
11.45-13.00 Sholat + Bebas
13,00-15.00 Nyuci pakaian, kotak bronis + Bebas.
15.00-17.30 Sholat ashar + Bebas
17.30-20.00 Sholat+Tilawah+Makan
20.00-24.00 Bebas.
24.00 Tidur

Keterangan
Sholat jamaah minimal 3 kali
tilawah minimal 1 lembar.
Waktu bebas disarankan untuk belajar komputer dan hafalan surat


Hancurkan kemalasanmu dengn komitmenmu Selengkapnya...

Kamis 17 Juni 2009

Jadi bingunng mulai dari mana dulu yah.
Semoga tak ada orang yang memanfaatkan ini untuk keburukan
  1. Aku tadi pagi subuh bangunnya kesiangan lagi, masa jam enam baru bangun, padahal alarm sudah tak pasang, Mungkin tidurnya kesiangan kali ya. Hehehe
  2. Hmmm tadi waktu ujian aku masih belum bisa melakukan sesuai harapan, masa pas ujuan masih tanya teman karena memang aku benar-benar blank dengan materinya.
  3. Rencanaku untuk mendatangi seminarnya mas Suli gagal hanya gara-gara untuk main travian.
  4. Aku tadi masih main game mulai abis ujian sampai ashar, dan dilanjutkan habis maghrib sampai sekaran.
  5. Sholat jamaah hari ini Dzuhur, Ashar, Maghrib. Subuh bangunnya kesiangan dan isya' Sampai sekarang masih belum sholat.
  6. Tilawah belum sama sekali hari ini.
Evaluasi dan penyelesaian.
Untuk subuh sering kesiangan bangunnya, berarti harus diperhatikan kembali jam berapa tidurnya. Mungkin peraturan hari ini untuk tidur malam, maksimal jam 12 malam ya dan jangan lupa alarmnya untuk tetep buyi. Dan untuk ujian mungkin harus belajar lebih, belajar tidak hany waktu mau ujian saja, jadi setiap hari harus meluangkan waktu untuk belajar. Jika hari-hari tidak aktiv kuliah belajar komputer. Dan saran untuk liburan ini isi dengan belajar materi mata kuliah yang akan diambil semester depan. Dan untuk game batasannya max 2 jam dulu lah, dan statusnya masih lampu kuning dulu kagak apa-apa, Aku tahu keadaanmu. Pertahankan sholat jamaahnya untuk tiap hari diusahakan minimal 3 kali. dan untuk tilawah minimal satu lembar + artinya. Untuk malam ini segera sholat isya' dan tilawah satu lembar. Selengkapnya...

Plan Action Evaluation


Tak terasa begitu jauh waktu meninggalkanku. Seandainya kutahu dimana letak poros waktu, aku akan mendatanginya untuk memutarnya kembali ke masa laluku. Aku ingin belajar lebih, lebih, dan lebih banyak belajar lagi.

Yah mungkin hanya kata-kata itulah yang bisa keluar dari mulut bauku ini, yang hanya bisa meminta belas kasihan orang lain. Mulut yang hanya bisa melampiaskan penyesalan pikiran yang tanpa ada usaha untuk menyelesaikannya.

Ketika aku bercermin pada kehidupanku, tiada yang aku lihat selain kehidupan yang serba acak-acakan, tanpa arah. Meski jika menurut pandangan orang lain begitu banyak kesuksesan yang pernah aku dapati, namun semua itu ternyata hanya semu. Tak ada peranku yang melahirkan kesuksesan itu. Kalau dulu mungkin aku terlihat berprestasi, namun ternyta tak sedikitpun peranku ada disana. Orang-orang melihatku sukses dibangku sekolah, namun kini baru terpikirkan olehku, aku terlalu terhanyut dalam pujian yang tak seharusnya kudapatkan.

Kehidupanku kian tak berarah, aku melakukan sesuatu hanya berpangkal pada keinginanku saat itu juga. Yah benar dulu aku berpendapat bahwa hidup itu seperti air yang mengalir, kita ikuti saja kemana arus membawa kita pergi. Tak peduli kemana arus akan membawa kita, entah pada tujuan kita ataukah menjauh dari harapan. Yang jelas pokoknya suatu saat aku pasti akan tiba di laut. Yah mungkin seperti itu pula diriku, pokoknya mengalir saja mengikuti arus kehidupan, hingga tib asuatu saat waktunya untuk mati. Jadi sebenernya itu sama saja dengan orang yang tak berprinsip. Dikatakan air mengalir hanya biar seolah-olah saj aaku punya prinsip, namun faktanya... Aku tak punya pegangan hidup, karena meski aku bilang punya prinsip air mengalir, namun airku tak berarah. Jadi sama aja alias sami mawon.
Padahal dulu semasa aku masih kecil, aku sempat mendapatkan nasehat dari seseorang, dalam moment yang cukup sakral pada waktu itu, beliau memberikan wejangan padaku "Kamu itu harus punya Prinsip." Padahal dulu aku juga menjawab iya pak, namun sampai sekarang, aku masih tak menggubrisnya.

Hingga suatu saat aku terfikir (terfikir lho bukan berfikir, artinya tidak sengaja hehehe) teringat masalah itu, dan aku tersadar bahwa prinsip yang aku anut ini tak akan mengantarkanku pada tujuanku. Sehingga aku mencoba mencari cari bagaimana yaa... caranya agar aku bisa sukses??? Lalu aku coba lihat-lihat sekitar, browsing-browsing pikiran, dan ternyata aku mendapatkan gambaran baru untuk menjalani hidup. Yakni seperti orang yang memanah, yakni kita harus memiliki sasaran yang jelas, dan kemampuan memanah yang bagus, baru kita bisa untuk melepaskan anak panah kita. Dan setelah anak panah dilepaskan, kita juga lihat apakah panah kita mengenai target yang kita bidik. Jadi dalam hidup kita itu harus menentukan tujuan kita, dan kita harus arahkan langkah kita ke tujuan kita. Dan pada klimaksnya kita harus melaksanakan segala rencana kita. Dan pada akhirnya kita harus mengecek apakah usaha kita sudah mencapai tujuan.

Dan suara slogan himounan mahasiswa jurusanku yang kadang mengganggu telingaku, ternyata kalau dipikir-pikir memiliki makna yang bagus, juga. Dan mungkin kata-kata ini sudah tak asing lagi di telinga teman-temn yang sejurusan denganku. Yakni, "Think-Plan-Action". Agak berbeda denagan jargon periode-periode sebelumnya, pimpinan HMJku mampu menanamkan jargon ini kepada pengurus-pengurusnya. Sehingga semua pengurus turut memiliki jargon itu dan tak jarng terucap oleh mereka.

Dan ketika aku tak tahu kesurupan setan mana, tiba-tiba aku tertarik untuk mendalami jargon itu. Ternyta sungguh luar biasa maknanya Think itu artinya pikirkan, plan itu artinya rencanakan, dan action itu artinya Laksanakan (mungkin kalau tidak salah). Jadi pertama kalai ketika kita ingin melakukan sesuatu, adalah pikirkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang kita inginkan. Setelah kita punya gambaran apa yang akan kita lakukan, kita rencanakan bagaimana caranya. Setelah kita punya rencana yang matang pada puncaknya adalah Laksanakan.

Namun ketika aku coba compare dengan pandanganku sebelumnya, ternyata ada satu bagian yang kurang. dalam jargon HMJku itu semuanya berakhir di pelaksanaan. Tentunya temen-temen sudah tahu kan apa yang kurang di sini??? Yak benar disini tidak dicantumkanevaluasi. Jadi aku mencoba sedikit memodifikasinya. dan setelah aku fkir-fikir kembali, mungkin Think dan Plan Bisa dirangkum menjadi satu, karena aku rasa memikirkan itu sudah include dalam merencanakan. Dan akhirnya jadi deh

PLAN _ ACTION _ EVALUATION

yah itu mungkin yang akan menjadi mottoku kali ini.
Dan untuk tindakan rielnya, seperti saran yang diberikan oleh mas fika, aku harus mencatat hal-hal yang telah aku lakukan selama sehari ini (tentunya hal-hal penting saja) sebagai evaluasiku untuk sehari ini. Dan aku harus menuliskan apa yang harus aku lakukan besok sebagai rencanaku untuk hari esok.


Semua itu memang butuh komitmen yang kuat. Jangan berputus asa ketika rencana yang kau siapkan gagal. Paling tidak kita sudah berhasil merencanakan hari esok. Dan untuk bisa atau tidak, semua itu kembali pada komitmen kita.

Semangat!!!!

Selengkapnya...

Untitled

seribu satu alasan bisa digunakan untuk menjadi pembenaran dari kesalahan yang kita lakukan, tapi hati nurani kitalah yang akan tau benar atau salah sesuatu yang kita perbuat itu.... Selengkapnya...