Tuesday, 28 April 2009

Ternyata Allah Maha Bijaksana


"Dan Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Mahasejahterah, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Mahamemelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan, Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Hasyr: 22-24).

Kutipan ayat diatas memberikan jawaban dalam perenungan kisahku.

Ketika aku merenugi keadaanku, aku merasa aneh, merasa seneng dan banyak merasa sebelnya, karena ketika aku senang maka Allah datangkan cobaan padaku. Ketika aku mulai merasa putus asa dengan keadaanku, maka Allah mendatangkan setitik harapan untukku. Kenapa ya seolah Allah mempermainkanku, memberikan aku stitik harapan dan kemudian menjatuhkan kembali diriku dalam kesulitan???

Yaa Allah kenapa kau timpakan kesulitan ini pada hambamu yang lemah ini???

Pemikiran itu sekian lama meracuni otakku, sangat lama, bahkan sangat lama sekali. Dan karena aku bukanlah orang perenung, jadi sampai sangat lama sekali pemikiran itu meracuniku.

Hingga suatu saat dalam skenario yang maha sempurna yang diciptakan oleh dzat yang maha sempurna pula, beliau menyampaikan hidayah kepadaku.

Dia bisikkan kepadaku, "Jika ingin mengetaui sesuatu itu jangan setengahsetengah, cari tahu seutuhnya." Memang tak pernah ada yang mengatakan seperti itu, namun seolah tiba-tiba pikiran itu masuk ke dalam otakku. Dan menggerakkan seluruh tubuhku untuk mempelajari lebih banyak lagi.

Lalu Dia gerakkan pikiranku untuk memikirkan bagaimana aku ketika aku diberikan kemudahan, dan bagaimana ketika aku diberikan kesulitan.

Dan walhasil, ketika aku mendapatkan kemudahan, dan diberikan kelebihan, ternyata begitu mudahnya rasa sombong menjalar ke seluruh tubuhku, dan Allah tidak suka hambanya yang sombong. Namun ketika ditimpakan kepadaku musibahnya, kesulitannya sedikittt saja, begitu mudahnya diriku untuk putus asa. Dan Allah tidak menyukai hambanya yang putus asa.

Dan Allah lebih mengetahui kapasitas kita dari pada kita sendiri. Dan aku juga baru sadar ternyata itu semua adalah bagian dari bimbingan dari-Nya.

Dan salah satu pelajaran yang bisa saya ambil dari-Nya, yakni untuk terus senantiasa berjuang, menjalani semua skenario-Nya dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya Allah maha tahu seberapa kapasitas hambanya, dan Allah Maha Bijak.


Selengkapnya...

Saturday, 18 April 2009

Air Mengalir


Air mengalir sampai jauh, kata itu mungkin sudah melekat erat di telinga temen-temen. Namun dimana ya saya mendengar semua itu??? Itu adalah slogan dari iklan salah satu merek pipa. Namun bukan berarti aku ingin promosi pipa tersebut lho.

Yak langsung saja, ketika aku berfikir tenteang kehidupanku, masa laluku dan seluruh kehidupanku, lalu aku coba pikirkan sejenak, dan ternyata aku dapatkan filosofi air mengalir itulah yang paling cocok denganku. Dari sifat-sifatku, dari caraku menanggapi masalah, pokoke semua reaksiku terhadap semua yang terjadi pada diriku, kata itulah yang paling cocok.

Mungkin sebagian orang menganggapa kalau hidup seperti air mengalir itu sudah baik, dan akupun juga berfikir demikian dulu. Rasanya mengalir mengikuti semua arus yang ada disekitar, menerima apa yang kita dapatkan dan jika kita tidak mendapatkan harapan kita itu berarti bukan takdir kita untuk mendapatkannya. Benar-benar kehidupan yang penuh qonaah alias menerima.

Pada awalnya aku sudah merasa tenang dengan keadaanku itu, keadaan yang menurutku sudah nyaman dngan mengalirrrr saja mengikuti arus perubahan. Namun ketika aku mulai memijakkan kakiku didunia kampus, semua mulai terasa berbeda. Ketika aku mulai terpisah dengan orang tua, ketika tak ada lagi yang membatasi pergaulanku, ketika semua pilihan ada di tanganku. Kini semua bener-bener terasa.

Dilihat dari sisi manapun semua terlihat memburuk. Dilihat dari segi nilai, kalau dulu mulai SD sampai SMA diriku masih bisa berprestasi terus, mulai dari SD, aku tak pernah melepas gelar tiga besar di kelas, dan aku terlepas dari gelar juara satu hanya tiga kali selama di SD (wah sombong banget ya, afwan). Dan waktu SMP aku sempat mendapatkan juara satu di kelas, juara dua juga pernah, dan semasa SMP aku juga tak pernah lepas dari gelar sepuluh besar kelas. Namun diwaktu SMA sudah mulait eras berbeda, aku tak pernah lagi mendapat gelar sepuluh besar atau peringkat pertama atau apalah, karena semenjak SMA mulai tidak ada lagi sistem ranking. Jadi tidak ditampilkan siapa yang terbaik nilainya, boro-boro yang terbai, jumlah nilainya saja tidak dberikan. Namun disana aku masih masuk rata-rata atas di kelas. seburuk-buruknya nilai di SMAku dulu rasanya aku masih masuk di rata-rata atas, kadang aku sendiri juga kagum, karena aku semalam tidak belajar, dan pas pelajaran tak jarang aku tidur, namun waktu ujian kok bisa ya. Bahkan kadang aku juga jelasin pelajaran ke temen-temen sendiri di kelas, saat guruku belum datang, dan terlihat atensi temen-temen seperti mendengarkan pelajaran dari gurunya, bahkan terasa lebih.

Namun semua terasa berbeda ketika aku memijakkan kakiku di dunia kampus. Ketika harapan dan cita-cita dipertarungkan dengan kesenangan, ternyata kesenangan jauh lebih kuat dari cita-cita. Game, internet, komputer, selama ini telah membiusku, melupakanku pada tujuanku di sini. Kalau dari SD sampai SMA aku adalah orang yang selalu berprestasi, kini aku tak lebih dari sekedar sampah pendidikan, wong sing ngebak-ngbaki kuota tok. Aku hanya bisa mematahkan harapan satu orang pendaftar di universitas ini. Orang seperti apakah diriku??? Kalau temen-temen ketika habis ujian selalu melihat pengumuman remidi, maka aku orang yang tak pernah melihat papan itu, namun bikan berarti aku selalu bebas remidi, namun sebaliknya, kalau aku lihat papan itu pasti akan terpampang namaku di setiap mata kuliah.

Kalau dulu sungai hanya mengalir ke satu tujuan, mengalir menuju tujuan yang benar saja, karena jalur-jalur menuju ke tujuan-tujuan lain, jalur-jalur menuju jalan kegelapan sudah ditutup oleh bapak ibuku. Kini tak ada lagi yang membendung aliran sungai, dan terlihat begitu banyak percabangan, ketika benar memilih maka kesuksesan menanti. Namun ketika kebetulan arus yang membawaku ke jalan yang lain, maka sudah dapat dipastikan bakalan suram masa depan kita.

Dan kini baru aku sadari kalau tak selamanya mengikuti arus itu selalu baik. Kalau kita kebetulan berada dalam arus yang baik maka baiklah kita. Namun tak semua arus membaw akita pada kebaikan, apa lagi seiring dengan globalisasi zaman ini, semakin kuat arus-arus baru yang membawa menuju jalan yang tdak genah kemana tujuannya dan kemana arahnya, mendekatkan atau menjauhkan tujuan kita.

Namun aku juga belum tahu sejauh apa aku meninggalkan jalan kebenaran, sejauh apa aku meninggalkan jalan menuju tujuanku, masih bisakah aku kembali??? masih bisakah aku menggapai mimpi-mimpiku yang indah kulukiskan dulu???

Hidup ini seperti orang yang sedang bermain arung jeram dari hulu sungai ke hilir. Kita harus mengikuti aliran sungai untuk mencapai tujuan kita. Namun terkadang kita harus melawan arus untuk memilih jalan yang paling tepat, kadang kita harus memilih jalur yang paling tepat untuk menggapai tujuan. Jangan sampai jalur yang kita ambil ternyata melewati air terjun. Pilih jalur yang paling sesuai dengan diri kita untuk kita lewati. Dan yan gpaling penting, pilih jalur yang membawa kita menuju tujuan kita.



Selengkapnya...

Thursday, 16 April 2009

Kata perpisahan


Dek, Besok kamu bisa ke sekre? Mbak pengen ngobrol-ngobrol masalah kelangsungan webnya.
Insya Allah mbak.
Yah kurang lebish sepertiitulah SMS yang aku terima kemarin, meskipun dengan banyak modifikasi, karena ternyta SMSnya sudah aku hapus.
Jadi teringat dengan temen-temenku yang telah lama aku lupakan.

Yah mungkin esoklah saatnya untuk mengucapkan kata-kata perpisahan dengan temen-temen. Temen-temen yang telah lama aku sakiti, temen-temen yang telah lama tak kupedulikan, temen-temen yeng teleh aku dzalimi.

Sebenernya aku sudah tak tahan lagi dengan keadaanku ini, aku hanyalah orang yang sok sibuk, pencari popularitas (kata temen kostku), orang yang tak peduli dengan saudaranya sendiri.

Dan mungkin besoklah saatnya aku untuk berbenah, untuk perbaiki semua, untuk menyatakan kata perpisahan dengan temen-temen yang telah lama aku sakiti.

Namun ketika saat itu tiba, kebetulan aku sedang ada rapat di tempat lain, dan aku tak bilang-bilang ke temen-temen kalau aku bakalan telat, menunggu...?? Ya tentu pasti temtn-temenku yang baik senantiasa sabar menungguku, menuggu orang yang tak sepantasnya ditunggu.

Dan 3 jam kemudian aku baru SMS, mbak masih di sana??? Langsung tak menunggu lama, HPkulangsung berbunyi, dengan suara SMSnya yang khas. Dengan perasaan takut aku buka HPku, dan ternyate, beliau masih menungguku. Dan aku langsung ke tempat tujuan.

Sampai sana yah masih keadaan yang seperti biasa dan di ruang sebelah kulihat ada salah satu ataanku, namun karena takut dimarahi aku pura-pura tidak tahu dan masuk ke ruang sebelah. Namun ruangan terlihat sepi karena aku tiba diwaktu ashar.

Lalu aku memberanikan diri untuk menemui temen-temen satu tim. Dan aku sangat terheran dan takjub, tak terlihat mata-mata kebencian dari temen-temen, bahkan terlihat pandangan kerinduan karen telah lama tak bertemu dengan saudaranya, dan aku langsung diajak beraktivitas seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.

Beberapa saat kemudian aku beralih ke ruang sebelah, ketika aku masuk dan mulai duduk, tiba-tiba terdengar suara ".... Longtime no seee" (titik-titiknya isinya namaku). Kehangatan kebersamaan terasa kembali. Dan semua itu meluluhkan keberanianku untuk mengucapkan kata-kata perpisahan denga temen-temenku.

Setelah sederetan hidayah yang aku terima akhir-akhir ini, ups maaf bukan aku terima seharusnya aku sadari dan ternyata telah menyusahkan banyak kawanku dan aku mulai tak tahan lagi bersama temen-temenku, karena aku rasa aku hanya bisa menyakiti mereka saja. Dan rasanya kata-kata perpisahanlah yang selayaknya keluar dari bibirku untuk menghapus semua itu.

Namun mengapa berat untuk ucapkan padahal.........


Ya Allah berilah aku petunjujk jalan terbaikmu.

Selengkapnya...

Tuesday, 14 April 2009

Sudah Benarkah Niatmu Belajar???



Aksi-aksi mencontek, nurun dan njiplak, acap kali mewarnai dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Berbagai jenis kecurangan di duni apendidikan dari waktu ke waktu seerasa di umumkan alaias mulai dibiasakan alias dianggap biasa dan seolah itu merupakan kewajaran di dunia pendidikan (eh kewajaran apa kewajiban ya) da seolah olah cara tersebut adalah cara yang legal dan kalau tidak mengikuti cara tersebut, maka kamu bakalan tertinggal. Yah seperti itulah persepsi yang terbentuk akhir-akhir ini.

Betapa tidak, sekarang sudah banyak yang dengan PDnya secara blak-blakan, terang-terangan bahkan membanggakan dirinya karena bisa sukses mencontek waktu ujian, bisa bekerja sama diwaktu ujian tanpa ketahuan pengawas ujiannya. Bahkan sekarang sudah mulai ada yang berani melakukan pembahasan strategi kerjasama waktu ujian (Welwh kayak bahas apa aja) itu didalam forum kelas. Yah seperti itulah yang aku alami dulu waktu di SMA.

Dulu waktu menjelang ujian Nasional SMA aku sempat terkejut, tiba-tiba datang guru dari BK, coba bayangkan guru BK lho, kalau di tempatku biasanya guru BK itulah tempat konsultasi siswa, namun beliau datang ke kelasku dan menjelaskan kepada siswa siswi tentang posisi tempat duduknya, karena model soalnya waktu ujian nasional angkatanku diselang seling, jadi kalau mau turunan itu nanti yang benar ke tempat duduk yang sebelah mana. Hhhhh Mendengar itu aku sebenere sangat sebel sekali, kok bisa-bisanya guru BK menghimbau demikian.

Lalu seusai jam pelajaran di hari itu, langsung wakil ketuta kelasku maju ke depan kelas dan menggamblangkan untuk pembahasan. Mengapa yang maju wakil ketua kelasnya kok tidak ketua kelasnya?? Karena ketua kelasnya saya (hehehe gak penting banget sih). Yah lalu dia memaparkan "Yak temen-temen besokkan kita dibagi menjadi dua ruangan dan mulai dari sekarang kita bagi ya besok di ruang satu siapa sumbernya dan diruang dua siapa sumbernya." Lalu tiba pada pembahasan besok untuk matematika sumbernya dari siapa???, karena kebetulan dulu aku masih punya nama di mata pelajaran matematika, aku ditunjuk temenku tadi disuruh menjadikan sumber untuk pelajaran matematika di ruang I. Dan aku masih teringat mata-mata kebencian dari temen-temen karena aku menolaknya. Lalu temenku betanya lagi," Kenapa???" Dan langsung dujawab dengan tegas itu masalah prinsip. Mata amarahpun semakin terlihat membara dari temen-temen sekelas, karena kumenolaknya. Namun whateverlah, yang penting inilah jalanku. Weleh lakok malah curhat hehehe.

SMAku sayang SMAku malang, pembahasan seperti itu bisa masuk dalam pembahasan resmi, bahkan peran guru yang kalau dari istilah jawa artinya sing di gugu land tiru ternyata mengajarkan seperti itu.

Kembali ke jalan uang benar. Sekarang coba kita tilik kembali, kita luruskan niat kita. Sebenernya apasih tujuan kita belajar bertahun-tahun lamanya mulai dari TK, SD 6 Tahun, SMP 3 Tahun, SMA 3 Tahun dan kuliah entah berapa tahun??? Untuk berprestasi, untuk mendapatkan nilai terbaik dan kelak untuk melamar kerja. Mungkin jawaban itu yang sering muncul ketika pertanyaan itu ditanyakan. Apa lagi kalau yang ditanyai adalah orang desa seperti driku ini. Namun apakah hanya terhenti di nilai, prestasi dan kemudian berakhir di kerja untuk penghidupan yang layak??? Apakah akan terhenti di situ tujuan kita belajar??? Akankan kita melupakan hal yang lebih pokok untuk kita cari?? Apakah itu???

Hal tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga, jauh lebih berharga dari sekedar nilai belaka, bagi yang memilikinya akan lebih membanggakan dari sekedar prestasi, dan seisi duniapun rasanya tidak cukup untuk membelinya, dan tidak bisa dialihkan kepemilikan atasnya. Dan perkara itulah yang menentukan harga diri setiap insan dan hal itu lah yang menentukan prestasi setiap orang. Tentunya temen-temen sudah tahukan perkara apakah itu??? Ilmu.
Merugilah kita semua jika kita skian lama belajar, dengan prestasi yang notabene masih rata-rata atas dan tentunya nilai selalu baik, namun ternyata tak sedikitpun ilmu yang kita dapatkan selain ilmu trik jitu untuk mencontek waktu ujian dan bereneka ragam trik curang waktu ujian tanpa diketahui pengawas. Hanya gara-gara kita selalu menggantungkan semuanya pada teman kita??? atau bahkan mungkin sampai dukun bertindak???

Ah kalau seperti itu saja mah kagak masalah, Yang pentingkan kalau nilaiku bagus bisa digunakan untuk melamar kerja yang tinggi, gajiku bisa banyak kalau gaji sudah banyak kurang apa lagi coba!!! Serendah itukah tujuan kita belajar selama ini??? Apakah waktu bertahun-tahun dari TK sampai Mahasiswa hanya untuk mencari kerja daja???

Lantas apakah nilai dan prestasi itu tak berguna??? Jika yang ditanya aku yang dulu pasti bakalan langsung tak jawab Ya. Namun tidak sepenuhnya demikian. Akan saya jelaskan kedudukan Ilmu, Prestasi dan Nilai dalam kaitanny dengan belajar, menurut alaku ya , kalau salah harap diingatkan.
Prestasi ----> Hasil pembandingan antara semua nilai yang ada dalam suatu ruang lingkup tertentu.
Nilai ----> Ukuran penguasaan kit terhadap materi-materi yang telah diajarkan alias tolok ukur seberapa banyak ilmu yang kita miliki dalam bidang tertentu.
Ilmu ----> Tujuan utama belajar kita

Dari pengertian-pengertianku itu semoga bisa bisa menjelaskan urgensi ilmu dan prestasi. Jadi meskipun ilmu tujuan utama kita, namun jangan perna menganggap kalau nilai itu sudah tidak ada gunanya lagi. Lantas kita tidak peduli dengan seperti apa nilai kita, seperti apa prestasi kita di lingkungan kita, bukan seperti itu, karena nilailah yang merepresentasikan sejauh mana ilmu yang kita kuasai pada sutu bidang tertentu.

Diawal masa kuiahku, muncul pemikiran yang meracuniku dan sekarangpun racun itu masih belum sepenuhnya hilang dariku. Apakah itu??? Pemikiran dalam diriku kalau nilai itu tidak penting. Karena di awal masa kuliahku aku kerjaannya ngegameee aja akibatnya kuliahku terbengkelai sehingga nilaiku tak ada yang layak pakai. Dan aku masih ingat betul ketika ada orang yang mengingatkanku akan hal itu, maka langsung aku tolak dengan pernyataan "Aku kan kuliah untuk mencari ilmu bukan mencari nilai, biar sejeelek apapu yang penting karyaku sendiri. Apalah artinya nilai bagus kalau hasil dari nyontek punya temen, hsil kerjasama dengan temen." Yah itulah yang selalu menjadi senjata pamungkasku untuk menolak masukan dari temen-temenku. Sekarang baru terpikirkan betapa sombongnya diriku, aku tak lebih dari seorang goblok yang sok suci yang selalu bersembunyi dari kenyataan.

Aku tak pernah peduli bagaimana dengan nilaiku, aku tak mau tahu yang penting aku tidak melakukan kecurangan waktu ujian. Namun karena memang aku dianugerahi kecerdasan dari yang maha kuasa, sehingga meskipun aku tidak belajarpun aku harpa bisa mengerjakan semua soal ujian. Ternyata harapan menjauh dari kenyataan (ya jelaslah kalo gak belajar mau pinter dari mana).

Dan kini baru kusadari akan urgensi dari nilai dan prestasi itu. Ketika aku mengingat masa laluku yang tersisa hanyalah sesal saja. Namun aku tak punya mesin waktu untuk kembali kemasa laluku untuk memperbaiki keadaanku. Ketika aku melihat kedepan masa depan semakin meburam saja rasanya. Dan ketika aku melihat waktu-waktuku saat ini, kenapa aku masih males-malesan aja???

Dan sekedar pengingat diakhir, mencari ilmu itu jauh lebih berat dari sekedar mencari nilai. Kalu pencari nilai kewajibannya berakhir dikala waktu ujian tiba. Namun pencari ilmu kewajibannya belum berakhir ketika ujian usai. Dia harus terus mengejar ilmunya sampai dia benar-benar memahaminya, eskipun ujian sudah usai dia masih harus mempelajarinya jika memang dia belum paham. Bahkan ketika sudah lulus ada yang lupa, harus dipelajari lagi.

Jadi tipikal orang seperti apakah dirimu???
Tipikal Pencari Ilmu, Pemburu Nilai Ataukah Pemalas??? Tentukan jalan hidupmu

Lets Do Our Best



Selengkapnya...

Cintra Fitri , Fitri kok dicinta




Kemarin waktu dikost, sempet sedikit bercerita masalah liburan dan pemilu 2009 kemarin. Yah rata-rata biasa saja paling kalau pemilu ya masih kental dengan money politics apa lagi di daerah perkampungan seperti daerahku. Setelah boasn dengan pembahasan pemilu akupun masuk ke dalam kamar. dan dari kamr masih terdengar percakapan temen-temen dari luar. Dan tiba-tiba terdengar sedikit suara yang samar-samar "ya jeas, lawong didurhakai kok, kan omahnya dulu waktu di rumah sakit pernah dicabut infusnya, rasakan ya." Suara itu membatku tertarik untuk mendekat dan ternyata temen-temen membahas filem Cnta Fitri.


Wah sepertinya akhir-akhir ini begitu populernya filem sinetron tersebut. Sampai-sampai waktu makan di warung aku juga mendengar"Wah Cinta Fitri itu kadang-kadang menyenangkan dan kadang-kadang juga menyebalkan, masa orang mau baik dikit aja kok dialang-alangi terusss aja" (Ya je las Bo namanya juga sinetron kalau yang baik bisa jadi baik ya selesai ceritanya, hikhikhik).

Selain itu dalam diskusi-diskusi onlin via facebook dan sebagainya juga kadang masih aku temui. Sungguh betapa luar binasanya filem tersebut menyihir pemikiran berjuta-juta orang.

Padahal duelu aku waktu SMA juga semper seneng dengan sinetron tersebut, gara-gara waktu mau ujian Nasional aku dimintai bantuan temenku untuk mengajari di rumahnya dan neneknya seneng banget dengan filem itu, akhirnya aku ikut-ikutan nonton. Namun kesukaanku berakhir bersamaan dengan berakhirnya sejarah cinta fitri yang tanpa embel-embel 2, 3. dst.

Yah sedikit mungkin ulasan saya tentang filem tersebut. Sebenernya menurut saya filem ini jua mengandung unsur-usur negatid yang mungkin bisa merusak penontonnya. Namun semua itu tergantung pada penontonnya, bagaimana kita mengambil sisi baiknyam Betul kagak??? Kalau aku yang ditanya langsung aku jawab kagak. Hikhikhik Orang yang aneh tanya-tanya sendiri dijawab-jawab ndiri, ketawa ndiri lagi. Sebenernya pendapat ini muncul dari temen kostku, kaerna saking gandrungnya dengan sinetron ini.

Kalau saya sendiri mungkin karen saya belum terkena pengaruh spell dari sinetron itu jadi mungkin masih bisa mengatakan ini, namun kalau aku dulu waktu sedang tersihir ya klepekklepek gak bisa apa-apa.

Weleh ko malah kesana kemari gak karuan. Kalau menurut saya memang ada pelajaran yang bisa dipetik dari filem tersebut dari penggambaran bagaimana kesabaran tokoh utama menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hidupnya itu. Dilihat bagaiman orang-orang yang begitu jahat kepadanya, namun dia msih saja sambar dan tabah menghadapinya. Yah itu kalau di lihat dari sisi tokoh utamanya.

Kalau aku lihat secara keseluruhan sih sebenere kurang baik eh bentar-bentar kagak ding mungkin kata yang lebih tepat kurang mendidik eh bukan=bukan merusak generasi muda. Aku msih teringat dulu ketika masih tersihir oleh sinetron tersebut. Rasanya semua yang baik di sinetron itu adalah kebaikan dan keburukan di sinetron itu menjadi kewajaran. Sehingga jika itu diteruskan maka akan merasuk kesegala bagian tubuh kita dan akan membawa kita pada keadaan seperti dalam filem itu. Dan lebih buruknya lagi biasanya orang-orang cenderung menggunakan yang buruk saja, karena mereka punya alasan wajar dalam filem itu dan yang baik akalu mau diikuti berat jadi kayak gitu, Males. Dan akhirnya dengan sinetron tersebut seolah mengajarkan kepada masyarakat umum kalau "beginilah cara kehidupan yang bener di era sekarang ini".

Kalau disoroti dari pemeran utamanya juga banyak sekalai keganjilan yang dilakukan. Betapa tidak, masa aurat diumbar dimana-mana, dan itu yang dipeluk, yang dicium itu istrinya siapa hayo, apakah itu mukhrimya,dan jikalau memang itu mukhrimnya, apakah pantas melakukan hal-hal yang hanya boleh dilakukan dengan mukhrimnya itu dipertontonkan di khalayak ramai.

Namun ketika ditimbang-timbang antara manfaat dan madzaratnya mungkin saya lebih cenderung ke manfaatnya, karena paling tidak sinetron tersebut memberikan hiburan, dan coba bayangkan betapa hampanya dunia ini jika tanpa hiburan. Coba bayangkan ketika stres habisa mencoba merenungkan tafsiran Al-Qur'an dan Hadits terus kagak ada hiburn, apalah jadinya kepala ini, ibadanh berikutnya pasti otak akan terganggu dan ibadahpun gak bias optimal.

Jika temen-temen punya pemikiran seperti itu mungkin cukup sampai di sini saja pertemuan kita, karen pola pikir kita sudah berbeda. Kalu meurut saya kalau ada pikiran, pikiran seperti itu adalah pikiran-pikiran orang-oarang yang suka mencari kelemahan hukum. Yah seperti itu mungkin orang yang seolah memberikan penerangan, namunt ernyata menjerumuskan, hanya demi membenerkan diri sendiri saja.

Mungkin jika temen-temen ada yang sedang tersihir oleh sinetron tersebutm, mungkin reaksi temen-temen bakalan membenciku karena tulisanku yang terlalu meremehkanmu. Namun caba diam sejenak, pikirkan dan resapi semua penilaian temen-temen terhadap sinetron tersebut, gunakan otak yang jernih dan hapuskan semua suuzan dan tak ada pikiran pikiran lain selain filem tersebut, Al-Qur'an dan sunnah, mungkin kamu akan menemukan lebih banyak hikmah yang bisa di ambil yang memang berdasarkan kebenaran yang sebenar-benarnya, tidak seperti tulisan orang goblok yanng sok pinter seperti ini.

Selengkapnya...

Sunday, 12 April 2009

Pantaskah aku berada di sini???



Betapa sombongnya diriku.

Beberapa waktu yang sudah berlalu aku sempat menanyakan kepada seseorang yang notabene sebagai atasanku. Karena ada seseorang anggota yang aku kurang begitu cocok dengannya, akupun bertanya, "Mengapa dia yang kau pilih untu berada pada posisi itu?, padahal diakan orangnya seperti itu?, apa pertimbanganmu untuk memilihnya menduduki posisi itu?, bagaimana nasib organisasi kita kalau posisi itu diduduki orang yang seperti itu???

Yah dengan penuh kesombongan aku menanyakannya, namun beliau hanya tersenyum saja mendengar pertanyaanku tadi.

Haripun berganti dengan hari yang baru dan aku melanjutkan kepengurusanku. Karena aku agak sensi dengannya, setiap ada kesempatan aku selalu memperhatikannya. Bibit-bibit kebencian dalam hatiku meracuniku untuk selalu menghasud dan menjelek-jelkkannya setiap ada kesempatan.

Namun, aku baru tersadar tenyata dia memang punya kekurangan pada satu sisi yang membuat aku selalu membenciya. Namun kini aku baru tahu ternyata ada sisi lai yang belum aku ketahui, karena kebencianku aku mendustakan semua kelebihannya. Maafkan aku sobat. Ternyata ketua organisasiku lebih tehu orang seperti apakah dia, dan ternyata dia memang cocok untukberada di situ.

Dan dari situ mulai tercermin darinya ternyata begitu banyak kekuranganku, bahkan jauh lebih banyak darinya. Dan kini pertanyaan itu berbalik padaku. Mengapa ketua organisasiku memilihku untuk berada pada posisi ini??? Apa yang aku miliki??? Pertanyaan ini selalu meresahkan hati. Dan suatu saat aku haru smenanyakannya kepada yang memilihku untuk berada di sini.


Selengkapnya...

Akhwat Narsis, Boleh kagak ya???





Himagipo, himagara, LC, Cclub, bahasa itu perlahan mulai merasuk ke telingaku, dan sedikit demi sedikit melekat dalam ingatanku. Dulu aku tidak paham dengan semua itu namun karena begitu seringnya kata-kata itu terdengar membuat diriku menjadi ingin tahu. Mungkin temen-temen masih ada yang belum tahu makna kata-kata itu. kalau belum tahu akan saya beri tahu singkatannya masing-masing.


Himagipo--->>> Himpunan Mahasiswa Gila Photo
Himagara--->>> Himpunan Mahasiswa Gila Kamera
LC--->>> Labay Club
Cclub--->>> Cute Club

Yah itulah sebutan-sebutan yang sering mereka gunakan untuk mengeksperesikan kelompok-kelompok narsis. Semua orang bisa menjadi anggota dalam kelompok dan hima tersebut. Namun biasanya anggotanya lebih banyak yang dari kalangan hawa.

Sebenernya tidak apa-apa sih karena itu memang hak dari masin-masing. Namun saya sedikit trenyh ketika itu juga menimpa akhwat-akhwat di sekitar. Kenapa ya??? Saya juga belum tahu jelas sebabnya apa, namun rasanya kurang pas saja.

Dulu waktu SMA aku melihat nuansa Islam dari kakak angkatanku sungguh sangat terlihat sekali. Aku sangat kagum dengan mereka, khususnya kakak-kakak seniorku di ROHIS (Bidang Kerohanian Islam), yaitu organisasi yang bergerak dalam bidang Keislaman Di SMAku, yaitu SMA Negeri 1 Jogorogo, Ngawi.

Aku melihat sesuatu yang berbeda dari kakak-kakak seniorku. Apa lagi yang akhwat sunguh luar biasa. Beliau selalu menjaga diri dari pandangan laki-laki. Dan ketika aku ingin tahu sebenernya seperti apa sih kakak-kakak seniorku, aku coba cari di Foto, ternyata fotonyapun sangat susah didapatkan. Dan ketika kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum, aku berusaha memperhatikan dari kejauhan, ternyata mereka selalu menghindar dari pantauan kamera. Ketika kamera mengarah padanya langsung menundukkan diri atau menengok agar wajahnya tidak tertangkap kamera.

Memang aku tidak pernah bertanya secara langsung kepada beliau. Namun aku hanya mengira-ngira, mungkin ini adalah salah satu wujud kehati-hatian mereka terhadap titipan dari yang maha kuasa. Mungkin itulah wujud penjagaan mereka terhadap aurat mereka.

Namun dalam hatiku juga menentang jika alasannya itu, karena aurat akhwat kan seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Artinya ketika telapak tangan dam wajah kelihatan yang penting bagian yang lain tidak kelihatan tidak jadi masalah.

Untuk mencari jawabannya aku coba browsing-browsing dan cari di google dengan kata kunci aurat perempuan. Setelah aku dapatkan dan aku baca ternyata..... Mungkin memang benar kalau aurat perempuan itu adalah seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah. Namun itu hanya berlaku diwaktu sholat. Ketika bertemu dengan kaum adam mereka harus menutupi seluruh tubuhnya.

Memang tidak semua keterangan menyebutkan hal itu. Namun, salah satu bagia dari taqwa adalah kita harus berhati-hati. Jadi ketika ada keterangan membolehkan dan melarang dan tak terjadi masalah ketika kita asumsikan dilarang, maka lebih amannya kita anggap dilarang. Jadi dari berbagai sumber yang saya ketahui saat ini mungkin lebih baik untuk akhwat itu tidak narsis. Terlalu berbahaya.


Selengkapnya...