Tuesday 14 April 2009

Sudah Benarkah Niatmu Belajar???



Aksi-aksi mencontek, nurun dan njiplak, acap kali mewarnai dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Berbagai jenis kecurangan di duni apendidikan dari waktu ke waktu seerasa di umumkan alaias mulai dibiasakan alias dianggap biasa dan seolah itu merupakan kewajaran di dunia pendidikan (eh kewajaran apa kewajiban ya) da seolah olah cara tersebut adalah cara yang legal dan kalau tidak mengikuti cara tersebut, maka kamu bakalan tertinggal. Yah seperti itulah persepsi yang terbentuk akhir-akhir ini.

Betapa tidak, sekarang sudah banyak yang dengan PDnya secara blak-blakan, terang-terangan bahkan membanggakan dirinya karena bisa sukses mencontek waktu ujian, bisa bekerja sama diwaktu ujian tanpa ketahuan pengawas ujiannya. Bahkan sekarang sudah mulai ada yang berani melakukan pembahasan strategi kerjasama waktu ujian (Welwh kayak bahas apa aja) itu didalam forum kelas. Yah seperti itulah yang aku alami dulu waktu di SMA.

Dulu waktu menjelang ujian Nasional SMA aku sempat terkejut, tiba-tiba datang guru dari BK, coba bayangkan guru BK lho, kalau di tempatku biasanya guru BK itulah tempat konsultasi siswa, namun beliau datang ke kelasku dan menjelaskan kepada siswa siswi tentang posisi tempat duduknya, karena model soalnya waktu ujian nasional angkatanku diselang seling, jadi kalau mau turunan itu nanti yang benar ke tempat duduk yang sebelah mana. Hhhhh Mendengar itu aku sebenere sangat sebel sekali, kok bisa-bisanya guru BK menghimbau demikian.

Lalu seusai jam pelajaran di hari itu, langsung wakil ketuta kelasku maju ke depan kelas dan menggamblangkan untuk pembahasan. Mengapa yang maju wakil ketua kelasnya kok tidak ketua kelasnya?? Karena ketua kelasnya saya (hehehe gak penting banget sih). Yah lalu dia memaparkan "Yak temen-temen besokkan kita dibagi menjadi dua ruangan dan mulai dari sekarang kita bagi ya besok di ruang satu siapa sumbernya dan diruang dua siapa sumbernya." Lalu tiba pada pembahasan besok untuk matematika sumbernya dari siapa???, karena kebetulan dulu aku masih punya nama di mata pelajaran matematika, aku ditunjuk temenku tadi disuruh menjadikan sumber untuk pelajaran matematika di ruang I. Dan aku masih teringat mata-mata kebencian dari temen-temen karena aku menolaknya. Lalu temenku betanya lagi," Kenapa???" Dan langsung dujawab dengan tegas itu masalah prinsip. Mata amarahpun semakin terlihat membara dari temen-temen sekelas, karena kumenolaknya. Namun whateverlah, yang penting inilah jalanku. Weleh lakok malah curhat hehehe.

SMAku sayang SMAku malang, pembahasan seperti itu bisa masuk dalam pembahasan resmi, bahkan peran guru yang kalau dari istilah jawa artinya sing di gugu land tiru ternyata mengajarkan seperti itu.

Kembali ke jalan uang benar. Sekarang coba kita tilik kembali, kita luruskan niat kita. Sebenernya apasih tujuan kita belajar bertahun-tahun lamanya mulai dari TK, SD 6 Tahun, SMP 3 Tahun, SMA 3 Tahun dan kuliah entah berapa tahun??? Untuk berprestasi, untuk mendapatkan nilai terbaik dan kelak untuk melamar kerja. Mungkin jawaban itu yang sering muncul ketika pertanyaan itu ditanyakan. Apa lagi kalau yang ditanyai adalah orang desa seperti driku ini. Namun apakah hanya terhenti di nilai, prestasi dan kemudian berakhir di kerja untuk penghidupan yang layak??? Apakah akan terhenti di situ tujuan kita belajar??? Akankan kita melupakan hal yang lebih pokok untuk kita cari?? Apakah itu???

Hal tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga, jauh lebih berharga dari sekedar nilai belaka, bagi yang memilikinya akan lebih membanggakan dari sekedar prestasi, dan seisi duniapun rasanya tidak cukup untuk membelinya, dan tidak bisa dialihkan kepemilikan atasnya. Dan perkara itulah yang menentukan harga diri setiap insan dan hal itu lah yang menentukan prestasi setiap orang. Tentunya temen-temen sudah tahukan perkara apakah itu??? Ilmu.
Merugilah kita semua jika kita skian lama belajar, dengan prestasi yang notabene masih rata-rata atas dan tentunya nilai selalu baik, namun ternyata tak sedikitpun ilmu yang kita dapatkan selain ilmu trik jitu untuk mencontek waktu ujian dan bereneka ragam trik curang waktu ujian tanpa diketahui pengawas. Hanya gara-gara kita selalu menggantungkan semuanya pada teman kita??? atau bahkan mungkin sampai dukun bertindak???

Ah kalau seperti itu saja mah kagak masalah, Yang pentingkan kalau nilaiku bagus bisa digunakan untuk melamar kerja yang tinggi, gajiku bisa banyak kalau gaji sudah banyak kurang apa lagi coba!!! Serendah itukah tujuan kita belajar selama ini??? Apakah waktu bertahun-tahun dari TK sampai Mahasiswa hanya untuk mencari kerja daja???

Lantas apakah nilai dan prestasi itu tak berguna??? Jika yang ditanya aku yang dulu pasti bakalan langsung tak jawab Ya. Namun tidak sepenuhnya demikian. Akan saya jelaskan kedudukan Ilmu, Prestasi dan Nilai dalam kaitanny dengan belajar, menurut alaku ya , kalau salah harap diingatkan.
Prestasi ----> Hasil pembandingan antara semua nilai yang ada dalam suatu ruang lingkup tertentu.
Nilai ----> Ukuran penguasaan kit terhadap materi-materi yang telah diajarkan alias tolok ukur seberapa banyak ilmu yang kita miliki dalam bidang tertentu.
Ilmu ----> Tujuan utama belajar kita

Dari pengertian-pengertianku itu semoga bisa bisa menjelaskan urgensi ilmu dan prestasi. Jadi meskipun ilmu tujuan utama kita, namun jangan perna menganggap kalau nilai itu sudah tidak ada gunanya lagi. Lantas kita tidak peduli dengan seperti apa nilai kita, seperti apa prestasi kita di lingkungan kita, bukan seperti itu, karena nilailah yang merepresentasikan sejauh mana ilmu yang kita kuasai pada sutu bidang tertentu.

Diawal masa kuiahku, muncul pemikiran yang meracuniku dan sekarangpun racun itu masih belum sepenuhnya hilang dariku. Apakah itu??? Pemikiran dalam diriku kalau nilai itu tidak penting. Karena di awal masa kuliahku aku kerjaannya ngegameee aja akibatnya kuliahku terbengkelai sehingga nilaiku tak ada yang layak pakai. Dan aku masih ingat betul ketika ada orang yang mengingatkanku akan hal itu, maka langsung aku tolak dengan pernyataan "Aku kan kuliah untuk mencari ilmu bukan mencari nilai, biar sejeelek apapu yang penting karyaku sendiri. Apalah artinya nilai bagus kalau hasil dari nyontek punya temen, hsil kerjasama dengan temen." Yah itulah yang selalu menjadi senjata pamungkasku untuk menolak masukan dari temen-temenku. Sekarang baru terpikirkan betapa sombongnya diriku, aku tak lebih dari seorang goblok yang sok suci yang selalu bersembunyi dari kenyataan.

Aku tak pernah peduli bagaimana dengan nilaiku, aku tak mau tahu yang penting aku tidak melakukan kecurangan waktu ujian. Namun karena memang aku dianugerahi kecerdasan dari yang maha kuasa, sehingga meskipun aku tidak belajarpun aku harpa bisa mengerjakan semua soal ujian. Ternyata harapan menjauh dari kenyataan (ya jelaslah kalo gak belajar mau pinter dari mana).

Dan kini baru kusadari akan urgensi dari nilai dan prestasi itu. Ketika aku mengingat masa laluku yang tersisa hanyalah sesal saja. Namun aku tak punya mesin waktu untuk kembali kemasa laluku untuk memperbaiki keadaanku. Ketika aku melihat kedepan masa depan semakin meburam saja rasanya. Dan ketika aku melihat waktu-waktuku saat ini, kenapa aku masih males-malesan aja???

Dan sekedar pengingat diakhir, mencari ilmu itu jauh lebih berat dari sekedar mencari nilai. Kalu pencari nilai kewajibannya berakhir dikala waktu ujian tiba. Namun pencari ilmu kewajibannya belum berakhir ketika ujian usai. Dia harus terus mengejar ilmunya sampai dia benar-benar memahaminya, eskipun ujian sudah usai dia masih harus mempelajarinya jika memang dia belum paham. Bahkan ketika sudah lulus ada yang lupa, harus dipelajari lagi.

Jadi tipikal orang seperti apakah dirimu???
Tipikal Pencari Ilmu, Pemburu Nilai Ataukah Pemalas??? Tentukan jalan hidupmu

Lets Do Our Best



0 comments:

Post a Comment