Pada suatu sore ada anak kecila menangis menuju kakaknya. Lalu kakaknya langsung bertanya kepada adik perempuannya itu.
K: Dik ada apa?? Kenapa kamu menangis??? Temenmu ada yang nakalya, siapa namanya nanti biar kakak balaskan (kakaknya berusaha menghibur adiknya agar berhenti menangis)
A: Tidak kak, temenku tidak ada yang nakal.
K: Lantas, kenapa kamu menagnis???
A: Aku bingung kak, aku kehilangan kunciku.
K: Kunci apa??? kunci kamarmu??? Kunci lemari atau kunci apa???
A: Bukan, namun kakak berjajanji mau mencarikannya untukku???
K: Apa lah dik yang tidak buat adikku tersayang.
A: Kak aku kehilangan kunciku, kunci yang bisa mengunci mulutku dari kata-kata kotor, aku tak bisa mengunci mulutku dari kata-kata kotor. Dan sampai sekarang aku masih belum bisa membuka hatiku dari kebenaran. Hawa nafsu masih mengusaiku. Aku tak kuasa melawannya. Aku butuh kunci untuk membuka hatiku untuk menerima kebaikan. Tiraikupun kini juga sudah mulai robek, sehingga perlahan auratku mulai terbuka. Kak bisakah kakak carikan tukang kunci untuk membantuku, dan bisakah kakak carikan tirai yang baru untuk menutup auratku??
Mendengar pertanyaan adiknya sang kakakpun langsung kaget. Karena tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh sang kakak tentang hal itu.
K: Maafkan kakak dik, ilmu kakak terlalu dangkal. Namun kakak berjanji akan mencarikannya untuk adik.
A: Janji ya kak???
K: Insya Allah.
Adikpun mulai terdiam dari tangisnya, karena dia percaya pada kakaknya yang selalu ada untuk menyelesaikan segala permasalahannya.
Bersambung, Tunggu Posting Berikutnya
K: Dik ada apa?? Kenapa kamu menangis??? Temenmu ada yang nakalya, siapa namanya nanti biar kakak balaskan (kakaknya berusaha menghibur adiknya agar berhenti menangis)
A: Tidak kak, temenku tidak ada yang nakal.
K: Lantas, kenapa kamu menagnis???
A: Aku bingung kak, aku kehilangan kunciku.
K: Kunci apa??? kunci kamarmu??? Kunci lemari atau kunci apa???
A: Bukan, namun kakak berjajanji mau mencarikannya untukku???
K: Apa lah dik yang tidak buat adikku tersayang.
A: Kak aku kehilangan kunciku, kunci yang bisa mengunci mulutku dari kata-kata kotor, aku tak bisa mengunci mulutku dari kata-kata kotor. Dan sampai sekarang aku masih belum bisa membuka hatiku dari kebenaran. Hawa nafsu masih mengusaiku. Aku tak kuasa melawannya. Aku butuh kunci untuk membuka hatiku untuk menerima kebaikan. Tiraikupun kini juga sudah mulai robek, sehingga perlahan auratku mulai terbuka. Kak bisakah kakak carikan tukang kunci untuk membantuku, dan bisakah kakak carikan tirai yang baru untuk menutup auratku??
Mendengar pertanyaan adiknya sang kakakpun langsung kaget. Karena tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh sang kakak tentang hal itu.
K: Maafkan kakak dik, ilmu kakak terlalu dangkal. Namun kakak berjanji akan mencarikannya untuk adik.
A: Janji ya kak???
K: Insya Allah.
Adikpun mulai terdiam dari tangisnya, karena dia percaya pada kakaknya yang selalu ada untuk menyelesaikan segala permasalahannya.
Bersambung, Tunggu Posting Berikutnya
0 comments:
Post a Comment