Saturday 11 April 2009

Pemilu 2009


Hari rabu tanggal 8 Kemarin aku tiba di rumah, karena memang hari kamisnya akan diadakan pemilu, jadi aku usahakan untuk bisa pulang di momen yang sangat berharga itu.

Sekitar jam setengah lima aku sampai di rumah. Lalu aku segera menaruh barang-barangku dan karena aku belum sempat sholat ashar waktu perjalanan, maka aku segera bergegas untuk sholat. Setelah sholat aku berbincang-bincang dengan orang tuaku sebagai pelepas rindu. Aku ceritakan bagaimana keadaanku disini dan sekalaian tanya-tanya tentang keadaan di rumah.

Lalu datang dari luar Pakdheku. Tiba-tiba dia memberiku dua lembar uang lima ribuan. Lalu ternyata dia ingin aku mencoblos partai yang diinginkannya. Hmmm langsung saja aku jawab, "Pakdhe itukan imam di masjid, masa bergelut di dunia seperti ini, bagaimana nasib kampung kalau kiyainya seperti ini." Namun karena aku masih belum berani menyatakannya, maka aku nyatakan dalam hati saja.

Sebenernya aku pingin menolak, namun karena aku lihat bapak ibuku yang mengusahakan untukku, akhirnya aku terima juga uangnya. Namun setelah pakdheku pergi, aku bilang aku tidak mau menggunakan uang seperti itu. Namun rasanya salah cara yang aku terapkan, karena akhirnya langsung diambil bapakku.

Sebenernya aku masih ingin memilih yang lain, karena rasanya hati ini menolak untuk memilih partai yang menghalalkan cara yang seperti itu. Namun sejenak terjadi perdebatan diriku dan kedua orangtuaku. Sebenernya aku masih ingin berpegang teguh pada pilihanku, namun rasanya aku sudah terlalu sering tidak menuruti perkataan kedua orang tuaku, lalu akhirnya aku jawab,"Baik lah buk aku ikut pada pilihanmu, namun aku pilih bukan karena uang tadi, namun karena ibuk yang menyuruh." Yah ituah keputusan yang aku ambil.

Lalu saat hari menjelang maghrib datang lagi pakdheku dengan partai yang lain. Juga memberikan amplop, namun jumlahnya cuma dua yakni untuk ibuk dan bapakku saja. Dan bujuk rayunya keluar dan menonjolkan jasa-jasa yang telah diberikan partainya terhadap kampungku.

Lalu setelah malam aku ngobrol dengan temen-temen lama dan orang-orang sekitar, begitu banyak orang yang dengan bangga mengatakan
pokoknya siapa yang membayarku berarti besok dia yang bakal saya pilih

Kata itu keuar dari begitu banyak mulut.

Dan ironisnya karena ada 2 pakdhe saya yang menjadi tim sukses 2 partai yang berbeda, masa bisa sampai ada yang satu sedang bangun rumah yang satunya tidak mau dateng bareng anaknya saja juga tidak datang.

Dan kamis siang pakdheku yang satu tahu kalau bapakku juga terima uang dari pakdhe yang satunya. Waktu malam di tempatku ada jamaah yasinan di pakdheku diundang malah mendirikan rumahnya. Padahal rumahnya sebelahan dengan rumahku.

Yah mungkin karena memang keadaan kampung kali ya seperti itu, pendidikan di daerahku memang masih cukup minim. Dan yang berbahaya orang-orang di sekitarku cenderung menutup hal yang baru dari sekitar, entah itu baik maupun buruk, pokoknya tolak saja.

Ya Allah sadarkanlah kedua orang tuaku, dan masyarakat di sekitarku, karena hanya engkaulah yang menguasai hati kami.

0 comments:

Post a Comment