"Dan Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Mahasejahterah, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Mahamemelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan, Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Hasyr: 22-24).
Kutipan ayat diatas memberikan jawaban dalam perenungan kisahku.
Ketika aku merenugi keadaanku, aku merasa aneh, merasa seneng dan banyak merasa sebelnya, karena ketika aku senang maka Allah datangkan cobaan padaku. Ketika aku mulai merasa putus asa dengan keadaanku, maka Allah mendatangkan setitik harapan untukku. Kenapa ya seolah Allah mempermainkanku, memberikan aku stitik harapan dan kemudian menjatuhkan kembali diriku dalam kesulitan???
Yaa Allah kenapa kau timpakan kesulitan ini pada hambamu yang lemah ini???
Pemikiran itu sekian lama meracuni otakku, sangat lama, bahkan sangat lama sekali. Dan karena aku bukanlah orang perenung, jadi sampai sangat lama sekali pemikiran itu meracuniku.
Hingga suatu saat dalam skenario yang maha sempurna yang diciptakan oleh dzat yang maha sempurna pula, beliau menyampaikan hidayah kepadaku.
Dia bisikkan kepadaku, "Jika ingin mengetaui sesuatu itu jangan setengahsetengah, cari tahu seutuhnya." Memang tak pernah ada yang mengatakan seperti itu, namun seolah tiba-tiba pikiran itu masuk ke dalam otakku. Dan menggerakkan seluruh tubuhku untuk mempelajari lebih banyak lagi.
Lalu Dia gerakkan pikiranku untuk memikirkan bagaimana aku ketika aku diberikan kemudahan, dan bagaimana ketika aku diberikan kesulitan.
Dan walhasil, ketika aku mendapatkan kemudahan, dan diberikan kelebihan, ternyata begitu mudahnya rasa sombong menjalar ke seluruh tubuhku, dan Allah tidak suka hambanya yang sombong. Namun ketika ditimpakan kepadaku musibahnya, kesulitannya sedikittt saja, begitu mudahnya diriku untuk putus asa. Dan Allah tidak menyukai hambanya yang putus asa.
Dan Allah lebih mengetahui kapasitas kita dari pada kita sendiri. Dan aku juga baru sadar ternyata itu semua adalah bagian dari bimbingan dari-Nya.
Dan salah satu pelajaran yang bisa saya ambil dari-Nya, yakni untuk terus senantiasa berjuang, menjalani semua skenario-Nya dengan sebaik-baiknya. Karena sesungguhnya Allah maha tahu seberapa kapasitas hambanya, dan Allah Maha Bijak.